Segera Cek! Haid Deras Bisa Jadi Sinyal Bahaya Tumor Kandungan
RIAU24.COM - Biasanya, di hari-hari pertama datang bulan, perempuan mengalami perdarahan menstruasi (haid) yang deras. Perlu diketahui haid yang deras bisa jadi mengarah pada masalah organ reproduksi seperti tumor kandungan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan tanda-tanda haid yang tidak normal untuk mewaspadai risiko tumor kandungan.
"Haid deras yang sudah tidak normal itu ketika melebihi 3 pembalut penuh sehari, sudah sampai membuat lemas dan pucat, sehingga mengganggu aktivitas, dan sampai menyebabkan anemia atau kurang darah," jelas Spesialis Obstetrics dan Gynecology Mayapada Hospital Surabaya dr Robert Hunan Purwaka, SpOG, DMAS, FMIS, dalam keterangan tertulis, Selasa (19/11/2024)
Jika haid deras bahkan sampai menimbulkan rasa nyeri di perut, dr Robert kemudian menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan jika ada masalah pada organ reproduksi. Haid deras sebenarnya dapat disebabkan oleh beberapa kondisi.
Menurut Spesialis Obstetrics dan Gynecology Konsultan Onkologi Mayapada Hospital Bogor dr Yudi Andriansyah SpOG (K), haid deras yang tak wajar bisa disebabkan beberapa hal, mulai dari gangguan hormon contohnya PCOS (Polycsytic Ovary Syndrome), stres, mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan, atau adanya penyakit di organ reproduksi yang mengarah pada tumor kandungan, penebalan lapisan dinding dalam rahim, hingga kanker kandungan.
Beberapa jenis tumor kandungan yang jinak yaitu mioma, polip rahim, dan adenomyosis. Mioma atau fibroid merupakan benjolan yang tumbuh di rahim, letaknya bisa di berbagai lapisan rahim. Bisa ditemukan satu benjolan maupun banyak benjolan sekaligus. Lalu, polip rahim merupakan benjolan bertangkai yang tumbuh di dalam rahim.
Sedangkan, Adenomyosis adalah benjolan yang berasal dari jaringan endometrium/lapisan dinding dalam rahim yang kemudian tumbuh di jaringan otot rahim.
Lebih lanjut, haid deras tak wajar juga bisa merupakan pertanda awal dari masalah yang lebih serius, seperti adanya penebalan lapisan dinding dalam rahim atau disebut hyperplasia endometrium, serta penyakit kanker kandungan yang bersifat ganas seperti kanker rahim..
"Karena penyebabnya bisa bermacam-macam, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan darah untuk melihat tanda-tanda anemia, gangguan hormon, papsmear untuk melihat ada tidaknya keganasan pada leher rahim, pemeriksaan ginekologi, USG transvaginal, dan MRI untuk melihat organ-organ reproduksi lainnya." lanjut dr Yudi.
Lantas bagaimana haid deras dapat diatasi? Spesialis Obgyn Konsultan Onkologi dari Mayapada Jakarta Selatan dr Tricia Dewi Anggraeni, SpOG(K) mengatakan, terapi haid deras akan sangat tergantung dari penyebabnya.
"Bisa beragam mulai dari obat-obatan seperti antiperadangan, suplemen besi, pil KB, IUD (intrauterine device), terapi hormon untuk menyeimbangkan estrogen dan progesterone yang akan meringankan perdarahan, obat penekan perdarahan, sampai tindakan lanjutan jika dirasa perlu," kata dr Tricia
Selain itu, tindakan operatif juga dapat dilakukan bila diperlukan. Untuk tindakan contohnya, histeroskopi atau teropong rahim sering digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati perdarahan menstruasi yang berat.
"Prosedur ini memungkinkan dokter untuk memeriksa ke dalam rahim dengan alat yang disebut histeroskop, seperti kabel optik kecil dengan lampu. Dan apabila ditemukan kelainan, misalnya ditemukan polip dalam rahim, dokter bisa sekaligus melakukan pengangkatan polip tersebut," kata dr Tricia.
"Histeroskopi ini di negara maju sudah menggantikan kuret untuk penanganan perdarahan abnormal karena bisa melakukan dua tindakan sekaligus, yaitu diagnosis dan terapi jika ditemukan kelainan tadi," sambungnya.
Terdapat beberapa tindakan lain untuk mengatasi perdarahan haid yang berat, antara lain miomektomi, ablasi endometrium, hingga histerektomi. dr Tricia mengatakan tindakan miomektomi dilakukan untuk mengangkat benjolan miom di rahim.
"Tindakan ini dapat dilakukan dengan teknik laparoskopi yaitu operasi minimal invasif (minim sayatan), yang dilakukan melalui sayatan kecil berukuran 0,5 cm-2 cm, sehingga pasien dapat pulih dan beraktivitas lebih cepat, serta rasa sakit yang lebih minimal," jelas dr. Tricia.
Ada pula tindakan ablasi endometrium yang dilakukan untuk menipiskan jaringan endometrium atau lapisan dalam rahim yang biasanya menyebabkan perdarahan. Kemudian, tindakan histerektomi atau pengangkatan rahim.
Biasanya tindakan ini dilakukan untuk kasus yang lebih berat atau terapi lainnya tidak berhasil. Histerektomi juga bisa dilakukan dengan teknik laparoskopi tergantung dari kasusnya.
Melihat dari penyebab dan penjelasan dokter-dokter di atas, maka sebaiknya kita harus lebih waspada apabila mengalami haid deras tak wajar, terlebih jika disertai keluhan-keluhan lainnya yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Menurut dr Tricia, perempuan tidak usah takut untuk datang ke dokter kandungan, karena semakin cepat diperiksa oleh ahlinya maka terapinya akan jauh lebih mudah dan ringan karena lebih cepat juga ditemukan penyebabnya.
"Dengan begitu, tentunya kualitas hidup pasien bisa maksimal kembali tanpa keluhan dan gejala," ungkap dr Tricia. ***