Peneliti Museum Geologi Temukan Fosil Gajah Bergading Empat
RIAU24.COM - Tim ahli dan peneliti Museum Geologi, Bandung, menemukan jejak gajah unik di Sulawesi Selatan. Gadingnya bukan dua melainkan empat. Jejak gajah itu ditemukan di Lembah Wallanae berupa fosil tengkorak.
Fosil itu tengah dipamerkan di ruang sayap Museum Geologi Bandung sejak 11 Agustus hingga 11 November 2018. Ditemukan pada 1990-an, penggaliannya berhenti karena masalah dana riset. Selain fosil gajah, ikut dipamerkan antara Iain fosil babi besar (Celebochoerus heekereni) dan kura-kura raksasa (Geochelone atlas).
Rombongan gajah yang pernah menghuni Sulawesi berdasarkan temuan fosil oleh timnya juga peneliti sebelumnya yaitu Stegodon sompoensis, kemudian Stegodon sp., dan "Elephas" celebensis untuk gajah bergading empat itu. "Usia fosil gajah purba itu sekitar dua juta tahun," kata ketua tim peneliti Fachroel Aziz, pakar paleovertebrata, seperti dilansir dari laman tempo.co, 24 Desember 2018.
Fosil Stegodon di Sulawesi pertama kali dideskripsikan oleh peneliti Belanda, Dirk Albert Hooijer pada 1953. Setelah menemukan fosil Stegodon berikutnya di daerah Sompoh, Hooijer mengajukan nama spesies baru yaitu Stegodon sompoensis.
Sepasang gading atas berguna sebagai senjata dan pencungkil. Adapun sepasang gading kecii di bawahnya berbentuk agak gepeng, fungsinya beium diketahui. Menuru’t Gert Van den Berg, seiauh ini bukti keberadaan gajah bergading empat di lndonesia hanya di Sulawesi.
Menurut dia, pada zaman Miosen yang berkaia 23 hingga 5 juta silam, banyak ienis gaiah bergading empat di Asia. "Stegoioxodon adaiah reiict di Sulawesi, karena terisoiasi dia masih bisa hidup,“ ujarnya. Sementara gajah di daratan Asia punah akibat persaingan dengan jenis gajah baru.