Kelompok Taliban Setuju Untuk Melarang al-Qaeda dan ISIS di Afghanistan
"Ketika pembicaraan memakan waktu lama, itu berarti diskusi itu dalam tahap sensitif dan penting, dan para pesertanya mendekati hasil positif,"ujar Sayed Ehsan Taheri dari Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan dilansir dari Sindonews mengutip dari Reuters yang disitir Telegraph, Jumat 25 Januari 2019.
AS telah mengatakan bahwa setiap pembicaraan perdamaian akhirnya harus "milik Afghanistan dan dipimpin Afghanistan." Tetapi kemajuan telah terhambat oleh penolakan Taliban untuk berbicara dengan pemerintah Afghanistan di bawah Presiden Ashraf Ghani, dan menganggapnya sebagai pemerintahan boneka AS.
“Kami masih jauh dari kesepakatan damai sepenuhnya. Ini akan menjadi jalan yang panjang,” kata Graeme Smith seorang konsultan untuk International Crisis Group.
Kekecewaan Donald Trump dengan perang terpanjang Amerika itu telah memberi dorongan pada upaya Washington untuk menemukan penyelesaian politik bagi konflik yang berlangsung selama 17 tahun.
Khalilzad telah bertemu dengan Taliban setidaknya empat kali dalam beberapa bulan terakhir, tetapi pertumpahan darah terus berlanjut. Jumlah korban yang mencakup warga sipil dan pasukan keamanan Afghanistan telah mencatat rekor. Terbaru, sebuah serangan terhadap sebuah pangkalan pelatihan intelijen di Wardak yang menewaskan sedikitnya 36, ??dan beberapa laporan menyatakan lebih dari 100, menggarisbawahi ancaman militer Taliban.
Rahimullah Yusufzai, seorang ahli tentang Taliban, mengatakan bahwa kelanjutan pembicaraan minggu ini mewakili kemajuan yang belum pernah terjadi sebelumnya.