Selamatkan ekosistem mangrove, Chevron Jalin Kerja Sama dengan YKAN
RIAU24.COM - JAKARTA – PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), bersama sejumlah mitra korporasi, menjalin kerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), afiliasi dari the Nature Conservancy, dalam program konservasi hutan mangrove dan ekosistemnya. Dalam acara MERA Media EXPOSÈ yang digelar di Jakarta pada 23 Mei lalu, YKAN memperkenalkan para mitra program ini.
Mangrove Ecosystem Restoration Alliance atau Aliansi Restorasi Ekosistem Mangrove (MERA) merupakan sebuah platform kemitraan yang bekerja sinergis untuk menyelamatkan dan melestarikan hutan mangrove.
Program kerja MERA berlandaskan kajian ilmiah yang kuat sebagai acuan untuk membuat rencana desain restorasi hutan mangrove. Hal ini penting untuk mendukung kembalinya fungsi hutan mangrove sebagai sebuah ekosistem.
Ekosistem hutan mangrove merupakan ekosistem penting di kawasan pesisir. Diperkirakan, 80 persen hasil ikan tangkap di dunia bergantung pada hutan mangrove, baik secara langsung maupun tidak. Akarnya yang rapat dan lingkungan vegetasi di sekitarnya berperan penting untuk menyaring air dari kotoran dan polutan lainnya untuk menghasilkan air bersih.
Sebelumnya, Indonesia dikenal sebagai negara dengan lahan mangrove terbesar di dunia, seluas 3,556 juta hektar, menurut data yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Namun kini 33,55 persen atau 1,193 juta hektar lahan mangrove di Indonesia dalam kondisi kritis. Sebagian besar hutan mangrove telah hilang akibat konversi lahan untuk budidaya perikanan dan pembangunan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kerusakan hutan mangrove tercepat di dunia.
Dalam luasan yang setara dengan hutan tropis, hutan mangrove mampu menyimpan karbon 3-5 kali lebih banyak. Sebagai gambaran, hutan mangrove seluas 1 hektar mampu menyerap 1.000 ton karbon per hektar.
Itu sebabnya, menyelamatkan hutan mangrove menjadi krusial dalam memerangi perubahan iklim. Dan selayaknya upaya penyelamatan dan pelestarian hutan mangrove menjadi tugas bersama seluruh pihak, pemerintah, perusahaan BUMN dan swasta, maupun lembaga kemasyarakatan.
Sejalan dengan nilai Perusahaan, “melindungi manusia dan lingkungan”, PT CPI berkomitmen mendukung program MERA. “Kami bangga dapat berpartisipasi dalam program MERA, bermitra dengan YKAN dan beberapa perusahaan swasta lainnya, guna mendukung program pemerintah di bidang perlindungan lingkungan dan konservasi keanekaragaman hayati, khususnya program konservasi mangrove. Bersama YKAN dan Pemerintah Daerah Provinsi Riau, kami berencana melakukan replikasi program konservasi mangrove di kawasan mangrove Dumai dan Bengkalis, Riau. Studi desain rencana restorasi kawasan pesisir di kedua daerah tersebut sudah berjalan sejak awal tahun dan diharapkan selesai akhir tahun ini. Harapan kami, implementasi program ini dapat dimulai tahun 2020,” kata Wahyu Budiarto, Sr. Vice President Corporate Affairs.
Saat ini, program MERA sedang bekerja di dalam Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA). SMMA merupakan kawasan hutam mangrove seluas 25 hektar. Di Jakarta hanya tersisa sekitar 300 hektar hutan mangrove, seluruhnya berada di kawasan Angke Kapuk.
Tahapan program MERA meliputi penyusunan master plan pengelolaan kawasan, detil design engineering untuk pembangunan infrastruktur sesuai kaidah-kaidah konservasi, penyelesaian rencana pemulihan ekosistem, persiapan pembangunan infrastruktur, dan menyiapkan modul-modul untuk pendidikan lingkungan hidup.
Selain PT CPI, sejak diluncurkan pada 26 Juli 2018, program MERA didukung oleh Asia Pulp & Paper (APPSinar Mas), Indofood Sukses Makmur dan akan menyusul Djarum Foundation.***