Nauzubillah, Ternyata Ini Hukuman Mengerikan Bagi Mereka yang Memfitnah dan Mengkriminalisasi Ulama
RIAU24.COM - Belum lama ini banyak kita mendengar adanya muncul berita fitnah keji terhadap Ulama kita diantaranya Ustadz Abdul Somad (UAS). Tuduhan dan fitnah ini bukan kali pertama terjadi di tanah air, cukup banyak oknum atau pribadi yang pernah memfitnah, mencela, merendahkan, menghina, bahan mengkriminalkan para ulama.
Padahal, dalam acara Islam hukuman memfitnah dan berbuat buruk kepada para ulama sangatlah berat di dalam Islam. Sebagaimana Imam Al Ghazali menyebutkan, menghina dan merendahkan ulama dikenal dengan istilah “istihza’”. Termasuk ihtiza’ pula yakni menyebut kekurangan dan membongkar aib ulama, serta membuat orang lain menghinakannya.
Berikut ini beberapa hukuman ataupun ancaman bagi mereka yang melakukan istihza’.
1. Wajah Dibakar Api Neraka dan Dalam Kondisi Cacat
Al Qur’an mengisahkan salah satu golongan penghuni neraka. Yakni mereka yang gemar menghina dan mengejek orang-orang yang beriman dan dekat dengan Rabb-nya. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan barang siapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Wajah mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. Bukankah ayat-ayatKu telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?
Mereka berkata, ‘Ya Rabb kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang tersesat. Ya Rabb kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang dzalim.’
Allah berfirman, ‘Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hambaKu berdo’a (di dunia): “Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.” Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan kamu selalu menertawakan mereka. Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang.” (QS. A; Mu’minun: 103-111).
2. Dihukumi Munafik
Merendahkan ulama dihukumi sebagai salah satu cabang kemunafikan, bahkan termasuk sifatnya orang-orang kafir. Mereka kaum kafirin dan munafiqin memang gemar melakukan ihtiza’ atau merendahkan orang yang beriman dan bertakwa. Hal ini berdasarkan firman Allah,
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertaqwa itu lebih mulia dari pada mereka di hari Kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. Al Baqarah: 212).
3. Dihukumi Zindiq bahkan Kufur
Berdasarkan surat At Taubah di atas, sebagian ulama kemudian menghukumi orang yang melecehkan dan memfitnah ulama dengan perbuatan kafir. Pelakunya dihukumi telah keluar dari agama Islam. Pendapat ini sebagaimana ucapan Ibnu Nujaim dalam Fatwa Lajnah Daaimah disebutkan, “Mengolok-olok ilmu dan ulama adalah kufur.”
Sebagian ulama lain menghukuminya sebagai perbuatan zindiq. Namun tingkatannya dapat menjadi kafir jika memfitnah ulama setelah mengetahui hukumnya, atau melecehkan ulama karena ilmu yang mereka miliki ataupun syariat yang mereka pegang dan sampaikan.
Ulama adalah pewaris nabi yang wajib dihormati. Mencela dan memfitnah mereka adalah perbuatan yang teramat sangat keji. Semoga Allah menghukum dengan azab yang paling berat kepada siapa saja yang berbuat buruk kepada ulama. Semoga hidayah segera datang dan taubat segera dilakukan mereka yang dengan lancangnya memfitnah ulama.
4. Memfitnah Ulama Berarti Melecehkan Allah, Rasulullah, dan Al Qur’an
Jika niatan melecehkan ataupun memfitnah ulama karena ilmu yang mereka miliki, maka seseorang dianggap telah melakukan pelecehan terhadap Rabb Semesta Alam, kepada Rasulullah, dan kepada ayat Al Qur’an. Naudzubillahi min dzalik.
Allah berfirman, “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?’.” (QS. At-Taubah: 65).
Asbabun Nuzul ayat ini dikisahkan bahwa di masa nabi, muncul sekelompok munafik yang melecehkan dan memfitnah para qari’ yang alim. Mereka memfitnah qari tersebut dengan berkata, “Belum pernah kami melihat orang seperti para qari’ kita ini. Mereka hanyalah orang-orang yang paling rakus makannya, paling dusta perkataannya dan paling penakut di medan perang.” Allah pun kemudian menurunkan ayat tersebut.
Sumber: almanhaj.or.id