Pembukaan HPI Riau Meriah Ditandai Baca Puisi, Musikalisasi dan Peluncuran Buku
Sedangkan tujuan kedua, kata Malim, untuk meningkatkan semangat berkarya. ''Tak mudah sebenarnya penyair, pengarang genre lain serta aktivis seni untuk meneruskan kerja ini. Sering kita berjuang dalam dunia sepi dan terasing. Ramai juga yang tidak memahami kita. Lalu, acara-acara sebegini membantu kita untuk bertemu, bertanya khabar dan menyatakan komitmen kita untuk meningkatkan martabat seni itu sendiri. Sebagai sastrawan kita terus berkerja. Sesungguhnya, kita adalah kalangan yang degil, dan tidak jemu berjuang sehingga titik terakhir,'' ujar doktor antropologi ini.
''Puisi adalah kejujuran yang digarap dengan perasaan'' kata Semyon Gudzenko, penyair hebat Russia. Oleh sebab penyair harus berkarya dengan kejujuran,'' lanjut Malim.
Dalam acara pembukasn ini, Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri (SCB) tampil membacakan puisi-puisi terbaru yang kaya dengan sentuhan sufistik dan religius Islam. Hal menarik, SCB membacakan sebuah puisi berjudul 'Kunni' yang dihadiahkan untuk penyair Kunni Masrohanti yang juga Pimpinan Komunitas Rumah Sunting yang memprakarsai HPI Riau.
''Sepanjang kepenyairan saya, hanya beberapa orang yang saya hadiahkan puisi. Di antaranya Alina, Salim Said dan Kunni,'' ujar SCB.
Selain, SCB juga turut membaca puisi antara lain Dr. Malim Ghozali (Malaysia), Nik Mansour Nik Halim (Vietnam) berkolaborasi dengan Nidi Nie (Vietnam) dan beberapa penyair Indonesia. Ada pula penyair perempuan Rini Intama (Jabar), Suyadi An (Medan), Subhan, dan masih banyak lagi.
Selain itu, tampil pula pembaca puisi cilik berbakat, Daffa. Begitu pula, acara yang sama diselingi musikalisasi puisi oleh grup seni dari Pelalawan. ***