Pembukaan HPI Riau Meriah Ditandai Baca Puisi, Musikalisasi dan Peluncuran Buku
RIAU24.COM - PEKANBARU - Pembukaan Hari Puisi Indonesia (HPI) Riau yang dipusatkan di Anjungan Seni Idrus Tintin, Jumat malam (4/10) berlangsung meriah. Belasan penyair nusantara baik dari luar maupun dalam negeri tampil unjuk kebolehan baca puisi dengan keunikan gaya masing-masing.
Pada kesempatan yang sama juga diluncurkan dua buku puisi yakni 'Membaca Asap' (kumpulan puisi puluhan penyair nusantara) dan buku 'Langut, Asap dan Luka' (kumpulan puisi SMA Cendana yang diprakarsai sastrawan Bambang Kariyawan). Cover kedua buku ditandangani secara bersama oleh Kadis Kebudayaan, SCB, Malim Ghozali, dan lain-lain.
Ketua Panitia HPI yang juga Pimpinan Rumah Sunting, Kunni Masrohanti dalam sekapur sirih menyampaikan kegiatan HPI tahun ini dilaksanakan di saat kabut asap sedang melanda Riau. Oleh sebab itu iven ini sekaligus menunjukkan kepedulian para sastrawan terhadap kerusakan lingkungan.
Gubernur Riau yang diwakili Kadis Kebudayaan Riau, Yoserizal Zen menyampaikan perayaan HPI di Riau mempunyai makna penting dalam meningkatkan apresiasi sastra dari generasi ke generasi.
Sementara Dr. Malim Ghozali, P.K dari Malaysia menyampaikan, tujuan para sastrawan dalam HPI, pertama, untuk pembinaan jaringan. Setiap penulis memerlukan khalayak, baik di dalam maupun di luar negeri.
''Jaringan akan membawa karya para sastrawan jauh ke persada antarabangsa. Kita berpeluang memperagakan seni dan budaya dan sastera bangsa Nusantara,'' kata Malim.
Sedangkan tujuan kedua, kata Malim, untuk meningkatkan semangat berkarya. ''Tak mudah sebenarnya penyair, pengarang genre lain serta aktivis seni untuk meneruskan kerja ini. Sering kita berjuang dalam dunia sepi dan terasing. Ramai juga yang tidak memahami kita. Lalu, acara-acara sebegini membantu kita untuk bertemu, bertanya khabar dan menyatakan komitmen kita untuk meningkatkan martabat seni itu sendiri. Sebagai sastrawan kita terus berkerja. Sesungguhnya, kita adalah kalangan yang degil, dan tidak jemu berjuang sehingga titik terakhir,'' ujar doktor antropologi ini.
''Puisi adalah kejujuran yang digarap dengan perasaan'' kata Semyon Gudzenko, penyair hebat Russia. Oleh sebab penyair harus berkarya dengan kejujuran,'' lanjut Malim.
Dalam acara pembukasn ini, Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri (SCB) tampil membacakan puisi-puisi terbaru yang kaya dengan sentuhan sufistik dan religius Islam. Hal menarik, SCB membacakan sebuah puisi berjudul 'Kunni' yang dihadiahkan untuk penyair Kunni Masrohanti yang juga Pimpinan Komunitas Rumah Sunting yang memprakarsai HPI Riau.
''Sepanjang kepenyairan saya, hanya beberapa orang yang saya hadiahkan puisi. Di antaranya Alina, Salim Said dan Kunni,'' ujar SCB.
Selain, SCB juga turut membaca puisi antara lain Dr. Malim Ghozali (Malaysia), Nik Mansour Nik Halim (Vietnam) berkolaborasi dengan Nidi Nie (Vietnam) dan beberapa penyair Indonesia. Ada pula penyair perempuan Rini Intama (Jabar), Suyadi An (Medan), Subhan, dan masih banyak lagi.
Selain itu, tampil pula pembaca puisi cilik berbakat, Daffa. Begitu pula, acara yang sama diselingi musikalisasi puisi oleh grup seni dari Pelalawan. ***
R2rls