Festival Budaya Mandi Safar di Rupat Utara Dimeriahkan Tari Zapin Api
RIAU24.COM - BENGKALIS- Pertunjukan Tari Zapin Api memeriahkan festival Mandi Safar 1441 Hijriah/2019. Acara tersebut dilaksanakan di Pulau Rupat, khususnya di Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis Riau, pada Selasa 22 Oktober 2019 malam.
Pada tahun 2017, Zapin Api Rupat Utara ini termasuk salah satu dari 10 karya budaya yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia yang berasal dari Provinsi Riau.
zxc1
Zapin Api di tahun yang sama masih ada satu lagi karya budaya asal kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini yang ditetapkan sebagai WBTB. Yaitu, Tari Zapin Meskom.
Jika Zapin Api teregistrasi sebagai WBTB Indonesia oleh Kemendikbud dengan nomor pencatatan 2017007392, Zapin Meskom dengan nomor pencatatan 2017007393. Dan Zapin Api Rupat Utara ini sebagai WBTB Indonesia dalam kategori seni pertunjukan.
zxc2
Bedanya, saat ditetapkan sebagai WBTB Indonesia, kondisi Zapin Meskom dituliskan sebagai karya budaya yang sedang berkembang, untuk Zapin Api disebutkan terancam punah.
Sebelum itu, pada tahun 2016, juga ada 2 seni pertunjukan dari Kabupaten Bengkalis yang tercatat sebagai WBTB di Kemendikbud.
Menilik berbagai karya budaya tempatan yang ada di Kabupaten Bengkalis, sebenarnya masih banyak yang berpotensi dan bisa ditetapkan sebagai WBTB Indonesia. Tentunya ini, termasuk kegiatan ritual mandi safar yang setiap tahunnya dijadikan festival tahunan.
Diketahui, 6 WBTB Indonesia dari Provinsi Riau tersebut adalah Buwong Kuayang, Tari Cegak, Zapin Siak Sri Inderapura, Dikei Sakai, Syair Surat Kapal, dan Tepuk Tepung Tawar Riau.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen menyebutkan, dengan penetapan ini, maka karya budaya Provinsi Riau yang sudah berhasil menjadi WBTB Indonesia hingga tahun 2019 ini berjumlah 41.
"Saya berharap, di tahun depan Provinsi Riau bisa menambah lebih banyak lagi karya budaya untuk ditetapkan menjadi WBTB Indonesia serta peran aktif dan keseriusan Kabupaten dan Kota dalam pengusulan di tahun depan,"ungkapnya.
”Kabupaten dan Kota mesti bersiap untuk kelengkapan formulir serta data pendukung seperti kajian, foto, dan video,”ucap Yose. (R24/Hari)