5 Terduga Teroris Ditangkat Densus di Riau, Iput Minta Polisi Harus Jeli Tingkatkan Kewaspadaan
RIAU24.COM - Anggota DPRD Riau Syafrudin Iput meminta aparat kepolisian untuk lebih memperketat dan jeli dalam meningkatkan kewasapdaan untuk menjaga keamanan di Riau. Hal ini dimintanya pasca Datasemen Khusus (Densus) 88 anti teror Mabes Polri dan Polda Riau menangkap lima terduga teroris di beberapa wilayah di Riau pada Rabu kemarin.
"Kapada aparat kepolisian harus lebih jeli lagi dalam memperketat keamanan agar hal ini tidak terjadi lagi. Dan kepada masyarakat Saya juga meminta mewaspadai terkait orang-orang yang mecurigakan. Pak RT juga harus waspada setiap ada tamu yang mencurigai, "katanya di DPRD Riau. Kamis 14 November 2019.
Hal ini diminta Iput karena tidak semua tugas polisi dalam memerangi teroris bisa dilakukan semuanya tanpa bantuan dari masyarakat. Apalagi jumlah personil polisi terbatas.
"Dan soal kejadian bom bunuh diri di Medan itu kita melihatnya sebuah kecolongan dari aparat dalam mengantipasi terjadinya, seharusnya sudah diantispasi dari awal,"ujarnya.
Dan soal ada yang menghubungkan peristiwa bom bunuh diri di Medan dan penangkapan lima terduga teroris di Riau adalah pengalihan isu politik yang lagi ramai di Indonesia, Iput menegaskan bahwa pernyataan itu tidaklah benar.
"Tidak mungkin orang mau mengorbankan nyawan untuk pengalihan isu, "jelas anggota DPRD Riau dapil Rohil itu.
Tapi yang jelas kata Iput, apapun bentuk perbuatan melanggar hukum adalah salah di mata agama seperti, aksi bom bunuh diri di Medan yang mengatasnamakan jihad.
Sebelumnya Datasemen Khusus (Densus) 88 antiq teror Mabes Polri bersama Polda Riau berhasil mengamankan lima orang terduga teroris di beberapa wilayah di Riau.
Penangkapan terduga teroris ini dilakukan sejak Sabtu, (09/11) lalu hingga Rabu (13/11) di beberapa daerah di provinsi Riau, yakni Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, dan Kabupaten Siak.
Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi membenarkan hal tersebut. "Operasi Densus 88 dan Polda Riau mengamankan lima orang diduga teroris," Rabu 13 November 2019.