Menyedihkan, Orang Utan ini DItemukan Sekarat dengan 24 Peluru Bersarang di Tubuhnya
RIAU24.COM - MEDAN - Sungguh menyedihkan nasib yang dialami Orangutan Sumatera bernama Paguh ini, Ia jadi korban keganasan orang-orang yang gemar berburu binatang. Paguh nyaris mati akibat 24 peluru senapan angin bersarang di tubuhnya.
Beruntung Paguh ditemukan dua petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh yang sedang berpatroli. Ia langsung dievakuasi tim SKW II Subulussalam bersama YOSL-OIC dan kini menjalani perawatan intensif di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit, Sumatera Utara, yang dikelola YEL-SOCP, sejak 21 November lalu.
Dokter Hewan YEL-SOCP, drh Meuthya Sr, mengatakan, hasil XRay teridentifikasi 24 peluru tersebar di seluruh tubuh Paguh dengan rincian 16 peluru di bagian kepala, 4 peluru di bagian kaki dan tangan, 3 peluru di daerah panggul dan 1 peluru di daerah perut.
“Tiga peluru di bagian kepala telah dikeluarkan. Perawatan intensif akan terus kami berikan kepada Paguh sampai kondisinya membaik,” ujar Meuthya dalam siaran persnya, yang dilansir pojoksatu.id, Rabu (27/11/2019).
Tak cuma alami luka tembak, dari hasil pemeriksaan kesehatan bahwa kedua mata orang tuanya berjenis kelamin jantan dan berusia 25 tahun itu mengalami kebutaan. “Dari hasil pemeriksaan kesehatan ditemukan bahwa kedua mata Paguh buta. Bola mata kanan tampak merah, sementara bola mata kiri keruh. Diduga karena cedera yang terjadi lebih dahulu dibanding bola mata kanan,” sebutnya.
Sedangkan itu, Supervisor Program Rehabilitasi dan Reintroduksi Orangutan YELSOCP drh Citrakasih Nente, menjelaskan, pihaknya bukan pertama kali menerima orangutan dengan puluhan peluru. Bahkan ada sampai lebih dari seratus peluru di dalam tubuhnya. Penggunaan senapan angin untuk berburu satwa liar masih terus terjadi. Hanya kurun waktu 10 tahun YEL-SOCP sudah menerima sekitar 20 orangutan yang menjadi korban senapan angin.
Dia menegaskan perlu keseriusan dari pihak berwenang untuk menertibkan penggunaan senapan angin sesuai peraturan yang telah ada, untuk memastikan keadaan seperti Paguh dan Hope tidak terus berulang.
Arista Ketaren, Manager Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan YEL-SOCP, memaparkan, mereka akan memberikan perawatan yang terbaik untuk orangutan Paguh selama di Pusat Karantina dan Rehabilitasi SOCP. “Karena kondisinya yang buta dia tidak mungkin bisa dilepasliarkan kembali ke habitatnya. Setelah kondisinya baik Paguh kemungkinan akan menjadi salah satu kandidat yang akan dipindahkan ke fasilitas di Orangutan Haven,” pungkasnya.
Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, menjelaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian. “Sampai saat ini masih proses mencari keterangan. Karena saat Orangutan ditemukan, posisinya berada di kebun masyarakat. Dia sedang mencari pohon. Ini masih kita gali informasinya,” jelasnya.***