Di Balik Insiden Pesawat Ukraina, Rusia Sebut Iran Gugup Karena Diprovokasi Pesawat Tempur AS
RIAU24.COM - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, punya pandangan sendiri terkait kesalahan militer Iran, yang menembak jatuh pesawat komersial milik Ukraina, beberapa waktu lalu. Ia menduga, militer Iran gugup karena diprovokasi jet tempur F-35 milik Amerika Serikat.
Seperti diketahui, insiden itu terjadi ketika Iran tengah bersiaga untuk membalas serangan drone Amerika Serikat yang menewaskan jenderal mereka, Qasem Soleimani di Irak. Ketika itu, pasukan Garda Revolusi Iran tak sengaja menembak pesawat itu dua kali dengan rudal hingga menewaskan seluruh 176 penumpang dan awak.
"Ada informasi bahwa Iran sedang menunggu serangan lain dari AS, mereka tidak tahu dalam bentuk apa, tetapi ada setidaknya enam jet tempur F-35 di wilayah udara tepat di perbatasan Iran," lontarnya, dilansir afp, Sabtu 18 Januari 2020.
Dirangkum cnnindonesia, lavror mengatakan, pihaknya tidak ingin memihak pada siapa pun terkait insiden itu. Namun pihaknya mengecam tindakan Washington membunuh perwira tinggi militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Sebab, aksi AS itu seperti mengabaikan norma hukum Internasional yang pernah ada.
Meski demikian Lavrov mendesak Iran dan AS sama-sama menurunkan tensi ketegangan. "Peningkatan ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat tidak akan membantu menyelesaikan krisis di kawasan Timur Tengah," katanya.
Hubungan AS-Iran terus memanas setelah Washington meluncurkan serangan drone yang menewaskan jenderal Qasem Soleimani, di Irak pada 3 Januari lalu. Serangan itu dikhawatirkan memicu perang terbuka antara AS dan Iran.
Teheran bersumpah akan membalas kematian Soleimani. Tak sekedar mengancam, Iran beberapa kali meluncurkan belasan roket dan rudal ke sejumlah basis militer dan kedutaan AS yang berada di Irak. ***