Semakin Brutal, Pemimpin Al-Qaeda di Yaman Tewas Terbunuh Oleh Serangan Tentara Amerika
RIAU24.COM - Amerika Serikat telah membunuh pemimpin Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), kata Presiden Donald Trump. Qasim al-Raymi, yang telah memimpin kelompok jihad sejak 2015, tewas dalam operasi AS di Yaman, kata Gedung Putih.
Pemimpin jihadis telah dikaitkan dengan serangkaian serangan terhadap kepentingan Barat di tahun 2000-an. Dia mengambil alih kepemimpinan setelah pendahulunya terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS.
AQAP dibentuk pada 2009 dari dua cabang regional Al-Qaeda di Yaman dan Arab Saudi, dengan tujuan menggulingkan pemerintah yang didukung AS dan menghilangkan semua pengaruh Barat di wilayah tersebut.
Rumor kematian Raymi mulai beredar pada akhir Januari. Sebagai tanggapan, AQAP merilis pesan audio dengan suara Raymi pada 2 Februari di mana ia mengatakan AQAP berada di belakang penembakan mematikan di pangkalan angkatan laut AS di Pensacola, Florida.
Penembakan itu terjadi pada bulan Desember, dan pesan mungkin telah direkam sebelumnya. Pernyataan dari Gedung Putih mengkonfirmasi kematian Raymi, tetapi tidak disebutkan kapan dia dibunuh.
"Kematiannya semakin menurunkan AQAP dan gerakan global al-Qaeda, dan itu membawa kita lebih dekat untuk menghilangkan ancaman yang diajukan kelompok-kelompok ini pada keamanan nasional kita," bunyi pernyataan itu.
"Amerika Serikat, kepentingan kita, dan sekutu kita lebih aman akibat kematiannya."
Raymi adalah seorang pelatih di sebuah kamp al-Qaeda di Afghanistan pada 1990-an. Dia melakukan perjalanan ke Yaman pada tahun 2004, di mana dia dipenjara selama lima tahun sehubungan dengan rencana untuk menyerang lima kedutaan asing di ibukota. Dia diyakini telah mengawasi pembentukan al-Qaeda di Yaman.
Para pejabat AS pernah menggambarkan AQAP sebagai "waralaba operasional paling aktif" dari al-Qaeda di luar Pakistan dan Afghanistan.
Sebagian besar serangannya terjadi di Yaman, di mana ia mengambil keuntungan dari ketidakstabilan politik yang telah menjangkiti negara itu selama bertahun-tahun.
Diperkirakan berada di balik sejumlah besar serangan di Yaman dan Arab Saudi, di mana ratusan orang telah tewas, serta serangkaian plot bom pesawat canggih yang menargetkan AS yang digagalkan secara sempit.
R24/DEV