Soal Kematian Soleimani, Rouhani Sebut Iran Bisa Bunuh Jendral AS Tapi Menahan Diri
RIAU24.COM - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Iran mampu menyerang perwira tinggi militer AS untuk membalas kematian Qassem Soleimani jika mau.
"Namun, pemimpin pasukan elit Quds menahan diri untuk menjaga stabilitas dan ketenangan di kawasan itu," kata Hassan Rouhani pada hari Senin dalam pidato yang disiarkan langsung di TV pemerintah, dikutip dari RT, 11 Februari 2020.
"Jika komandan Soleimani ingin membunuh para jenderal Amerika, itu akan sangat, sangat mudah baginya, di Afganistan, Irak, dan tempat lain mana pun. Dia tidak pernah melakukan itu," kata Rouhani.
Sementara mantan komandan Garda Revolusi Iran dan Sekretaris Dewan Pemantau Kelayakan Kebijakan Iran menyalahkan Israel karena diduga membantu AS membunuh komandan tertinggi Qassem Soleimani, dalam wawancara hari Sabtu dengan stasiun TV al-Mayadeen di Lebanon yang berafiliasi Hizbullah.
Mohsen Rezaei, yang merupakan politisi top Iran dan penasihat bagi Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, mengklaim Iran memiliki informasi akurat semua informasi Amerika dan pangkalannya berada dalam pengawasan Iran.
"Kami tahu jumlah kapal Amerika di Samudera Hindia dan Laut Oman, dan di mana mereka berada di Teluk Persia, dan apa yang mereka miliki di Qatar dan Bahrain, dan (kami tahu tentang) aktivitas mereka di Irak," kata Rezaei, dikutip dari The Times of Israel.
Dia mengatakan Iran bahkan melacak tentara AS secara individu, dan memiliki informasi tentang hotel tempat mereka menginap, siapa teman mereka dan bahkan di mana mereka mendapatkan daging dan makanan mereka.
Amerika Serikat mengatakan pembunuhan Jenderal Soleimani adalah pencegahan terhadap rencananya untuk menyerang fasilitas dan aset AS di Timur Tengah.
Pembunuhan Soleimani sangat dikecam oleh Irak dan Iran, dan menyebabkan parlemen Irak untuk mengeluarkan resolusi yang tidak mengikat yang menyerukan penarikan segera semua pasukan asing dari negara mereka. Iran menanggapi pembunuhan Qassem Soleimani dengan meluncurkan serangkaian serangan rudal di beberapa pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS.