Lebih Dari 30 Ubur-ubur Portugis yang Mematikan Ditemukan di Pantai Terengganu, Jangan Pernah Menyentuhnya Bila Tak Ingin Alami Hal Ini
RIAU24.COM - Kantor Distrik Pertahanan Sipil Marang (APM) telah memperingatkan masyarakat untuk tidak pergi ke pantai di Pulau Kekabu, Terengganu untuk saat ini, karena itu bisa sangat berbahaya. Ini karena mereka telah mengumpulkan lebih dari 30 ubur-ubur manusia Portugis di pantai dan hewan-hewan ini sangat berbisa.
Menurut Berita Harian, APM mengumpulkan ubur-ubur hari ini (21 Februari) dan mengatakan bahwa orang harus menjauh dari pantai sampai hewan-hewan itu pergi. Kapten Apm, Mohd Zabri Abd Razak, mengatakan bahwa tim melakukan pengamatan rutin di pantai sekitar pukul 11.46 pagi dan terkejut menemukan begitu banyak ubur-ubur tersapu di pasir.
“Kami berpikir bahwa itu hanya beberapa ubur-ubur tetapi kami salah karena kami menemukan lebih dari 30 ubur-ubur hidup yang masih hidup berbaring di pantai. Sangat beruntung bahwa pada saat itu, tidak ada pengunjung di pantai. Kami ingin memperingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati ketika mereka mengunjungi pantai itu, ”jelasnya.
APM berpikir bahwa ubur-ubur perang telah pergi dari pantai karena ketika mereka memeriksa daerah itu kemarin dan sehari sebelumnya, mereka tidak dapat menemukannya. Namun, mereka mengatakan bahwa ada banyak ubur-ubur yang mungkin mengambang di tengah laut, dan mereka bisa perlahan-lahan menuju pantai.
Mohd Zabri juga memperingatkan masyarakat untuk tidak menyentuh ubur-ubur karena mereka sangat berbisa dan jika mereka melihatnya, mereka harus segera meninggalkan daerah itu. APM mengatakan bahwa mereka telah memberi tahu Departemen Perikanan Terengganu untuk tindakan lebih lanjut.
APM mengatakan bahwa mereka akan melakukan inspeksi rutin seperlunya karena mereka ingin memastikan keselamatan publik terjamin. Sebelum ini, tim APM telah menginformasikan bahwa mereka menemukan 11 ubur-ubur manusia Portugis yang mati di pantai Pulau Kekabu pada 11 Februari. Sementara 10 ubur-ubur hidup lainnya ditemukan mengambang di laut. Ubur-ubur yang mati dikirim ke Pusat Oseanografi di Universiti Malaysia Terengganu (UMT) untuk penyelidikan lebih lanjut.
