Menu

Setelah Mentok di Jakarta, Jokowi Akui Ahok Jadi Salah satu Calon Pemimpin Ibu Kota Baru, Pro Kontra Pun Bermunculan

Siswandi 2 Mar 2020, 23:55
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Foto: int
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Foto: int

RIAU24.COM -  Karir mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, tampaknya kian moncer saja. Setelah mentok dalam pertarungan di ajang Pilkada Kota Jakarta melawan Anies Baswedan, Ahok ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Pertamina. Rupanya, hal itu bukan satu-satunya jabatan yang bakal digenggamnya. Saat ini, Ahok juga masuk dalam daftar calon pemimpin ibukota negara yang baru di di Penajam Paser Utara dan Kutai Kertangeara, Kalimantan Timur. Kabar ini pun tak ditampik Presiden Jokowi. 

Saat ini, pro dan kontra terkait hal itu pun mulai bermunculan. Ada yang setuju, ada pula yang menolak. Bahkan Polisiti Demokrat Roy Suryo menduga, isu pengangkatan Ahok itu merupakan pengalihan isu dari sejumlah permasalahan yang kini tengah terjadi. Termasuk teka-teki tentang keberadaan eks politisi PDIP Harun Masiku yang hingga kini belum kunjung jelas arahnya.

Ketika dikonfirmasi terkait hal itu, Presiden Jokowi membenarkan Ahok memang masuk dalam salah satu calon pemimpin ibukota baru tersebut. Dikatakan, ada empat calon yang kini dikantongi pemerintah, untuk menduduki jabatan itu. 

"Jadi untuk otoritas ibu kota negara kita memang akan segera tandatangani perpres, di mana di situ nanti ada CEO-nya. CEO-nya sampai sekarang belum diputuskan dan akan segera diputuskan Insya Allah dalam minggu ini," ungkapnya, di Istana Merdeka Jakarta, Senin 2 Maret 2020.

Dilansir viva, saat ini pemerintah telah mengantongi empat nama. Pertama adalah Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro. Selanjutnya, adalah Ahok. Sedangkan kandidat ketiga adalah  Tumiyono. Sedangkan yang terakhir adalah nama Azwar Anas yang merupakan Bupati Banyuwangi yang sempat akan mendampingi Gus Ipul saat Pilgub Jatim beberapa waktu lalu namun kemudian mundur.

Bakal tak Kondusif 
Sebelumnya, polisiti Demokrat Roy Suryo sempat menyindir, jika hal itu benar terjadi, maka diprediksi situasi ke depan tak kondusif. Salah satunya terkait latar belakang masa lalu Ahok. Ia juga menyinggung terkait banyaknya pihak yang menolak, saat Ahok dicalonkan sebagai Komisaris Utama Pertamina. 

"Tweeps, Kalau benar2 terjadi, diprediksikan tjd Situasi yg Tdk kondusif ke depan. Sudah jelas2 ada Cacat dimasa lalu. Indikasi Korupsi Terang benderang (hanya belum terbukti gara2 keberpihakkan Aparat). Jadi KomUt Pertamina Nothing, Malah ditunjuk jadi PimPro Ibukota Baru? AMBYAR," demikian cuit Roy di akun Twitternya @KRMTRoySuryo2 yang dikutip, Minggu, 1 Maret 2020.

Menurut Roy, cuitan itu dibuatnya karena menduga seperti pengalihan isu. Menurutnya, nama Ahok mencuat sebelumnya setelah muncul di survei tentang penanganan banjir di Jakarta. Tak lama kemudian, muncul isu Ahok jadi calon pimpinan Ibukota baru. 

Roy yang juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era Susilo Bambang Yudhoyono ini pun menjelaskan sengaja menambahkan istilah ambyar dalam cuitan agar netizen paham maksudnya. Roy menyinggung masih banyak persoalan penting mulai utang negara yang menumpuk sampai deretan kasus korupsi besar.

"Kata ambyar di penutup tweet itu banyak yang netizen tahu agar kita jangan ambyar fokus terhadap kasus-kasus besar di Republik +62 ini. Suap KPU dengan wayangnya Harun Masiku, Jiwasraya, Asabri, dan seterusnya belum lagi ambruknya ekonomi kita akibat ugal-ugalan utang dan pembelanjaan yang tidak tersruktur," tuturnya. 

Untu diketahui, Ibukota Negara RI yang baru menurut rencana akan dibangun pada 2020 ini. Sekitar 2024 mendatang, para pegawai negeri diharapkan sudah mulai dipindahkan ke sana. ***