Kisah Kelam Didi Kempot, Hidup Terlunta di Jalanan Ibukota Namun Jadi Idola di Belanda dan Suriname
RIAU24.COM - Kabar kepergian penyanyi campursari Indonesia, Didi Kempot, membawa duka yang sangat mendalam bagi seniman Indonesia dan para penggemarnya yakni Sobat Ambyar. Dijuluki The God Father of Broken Heart, Didi Kempot diduga meninggal akibat serangan jantung. Dilansir dari Okezone.com, Selasa, 5 Mei 2020, meski memiliki nama besar, Didi Kempot merupakan sosok yang mampu memberikan motivasi bagi seniman-seniman muda untuk terus berkarya. Jauh sebelum terkenal, Didi Kempot telah mengalami banyak hal menyedihkan sepanjang karir bermusiknya.
Seperti dilansir dari CNN, Didi Kempot pernah menceritakan kisah perjalanan karirnya yang tidak mudah. Saat itu, raut wajah Didi Kempot berubah-ubah saat membahas kenangan dirinya memulai karier di dunia musik Indonesia, 30-an tahun lalu. Kadang tertawa, kadang pula mengernyit bila memori pahit itu muncul. Didi mengaku bila ia mulai mengamen sejak tahun 1984. Saat itu Didi masih remaja, berusia 18 tahun. Perjuangan Didi Kempot memang tak bisa dibilang seutuhnya menyenangkan. Mulai mengamen sejak 1984, hanya bermodal gitar dan keyakinan, Didi memantapkan hati menjalani karier dari bermusik. Baginya, selama ada gitar, ia tak akan kelaparan. Gitar adalah sahabatnya mencari uang.
"Saya belajar gitar secara otodidak, gitar itu saya dapat dengan nekat, menjual sepeda pemberian ayah saya untuk dibelikan gitar," kata Didi saat berbincang di Solo, beberapa waktu lalu.
Didi diketahui seorang perokok berat. Sepanjang mengenang kisah hidupnya, asap rokok tak henti menemani perbincangan tersebut, rokok bak menggambarkan betapa keras perjuangan Didi hingga di titik ini.
"Saya berani merantau ke Jakarta, hanya bermodal keyakinan dan kerja keras. Itu yang menggerakkan kaki saya untuk mengadu nasib sebagai pengamen. Waktu itu hanya bawa baju seadanya, di jalanan itu enggak ganti baju tiga sampai empat hari enggak masalah," kata Didi dengan mata yang perlahan sayu
zxc1.