Gara-gara Tiga Hal Ini Amalan Sedekah Seseorang Sia-sia
RIAU24.COM - Selain bermanfaat bagi penerimanya, sedekah juga memiliki manfaat bagi si pemberi. Allah SWT menjanjikan banyak pahala kepada orang yang bersedekah. Tidak jarang, janji berupa balasan berlipat ganda dari sang pencipta menjadi motif utama manusia untuk melakukan amalan ini.
Namun motif-motif yang menjadi latar belakang untuk bersedekah terkadang justru membuat amalan ini tidak berkah. Beberapa hal berikut ini mungkin saja pernah dilakukan saat bersedekah. Bukan menambah pahala, kesalahan tersebut justru hanya membuat amalan ini menjadi sia-sia. Apa saja, mengutip dari Infoyunik berikut ringkasannya.
1. Mengungkit-ungkit sedekah dan menyakiti penerimanya
Tindakan mengungkit-ungkit sedekah hingga akhirnya menyakiti penerimanya terkadang juga tidak bisa dihindarkan. Terlebih jika si penerima melakukan sedikit kesalahan, maka si pemberi akan meledak-ledak seolah dia sudah memberikan seluruh hartanya.
Beberapa kalimat yang terucap hingga menyakiti penerima sedekah misalnya “Tidak tahu diri, dulu waktu susah siapa yang membantu” dan masih banyak kalimat lainnya yang sangat menyakitkan bisa terucap. Jika tidak sengaja dan akhirnya mengucapkan kalimat-kalimat menyakitkan tersebut, silakan renungkan kalam Allah dalam Alquran berikut ini.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)” (QS. Al Baqarah: 264).
Ternyata, seseorang tidak mendapatkan pahala sedekah akibat melakukan dua kesalahan yakni mengungkit-ungkit sedekah dan menyakiti penerimanya. Pada hakikatnya manusia sama, yang membedakan hanya yang satu hartanya berlebih sehingga bisa memberi dan yang satu kekurangan.
2. Bersedekah hanya untuk mendapatkan ganti di dunia
Banyak sekali buku yang membahas tentang keajaiban sedekah. Menerangkan bagaimana Allah SWT akan mengganti berpuluh kali lipat apa yang sudah kita berikan kepada orang lain. Hal inilah yang terkadang menjadi motif kita untuk bersedekah, yaitu mendapatkan ganti dari janji Allah tersebut. Ternyata niat ini hanya akan membuat amalan sedekah kita sia-sia. Karena manusia hanya mengharapkan ganti di dunia yakni kegelimangan harta. Allah Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15-16).
Dalam ayat lain disebutkan,
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy Syuraa: 20)
Qotadah mengatakan, “Barangsiapa yang dunia adalah tujuannya, dunia yang selalu dia cari-cari dengan amalan sholehnya, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya di dunia. Namun ketika di akhirat, dia tidak akan memperoleh kebaikan apa-apa sebagai balasan untuknya. Adapun seorang mukmin yang ikhlash dalam beribadah (yang hanya ingin mengharapkan wajah Allah), dia akan mendapatkan balasan di dunia juga dia akan mendapatkan balasan di akhirat.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, tafsir surat Hud ayat 15-16)
3. Bersedekah tidak ikhlas, atas riya’ dan sum’ah
Bersedekah sebenarnya membutuhkan proses untuk bisa ihklas. Pada tahap awal, perasaan tidak ikhlas, riya dan sum’ah kerap kali muncul. Sebagian mengatakan ini merupakan tahapan dari proses untuk ikhlas.
Sebagian mengatakan jika seseorang menunggu orang lain untuk ikhlas, bisa saja orang yang membutuhkan tidak ada yang membantu. Atau orang yang tadinya ingin bersedekah namun belum ikhlas, justru tidak jadi memberikan sedekahnya dan menunggu sampai dirinya ikhlas dahulu. Sehingga bersedekah meski tidak ikhlas diangggap tidak apa-apa.
Namun perlu diketahui bahwa amalan yang dilakukan dengan tidak ikhlas dan riya tidak mendapat berkah dari Allah. Sehingga proses menjalani tahapan untuk bisa ikhlas diharapkan jangan sampai berlangsung lama. Karena jika lama, maka apa yang sudah kita berikan tersebut tidak bernilai apa-apa di mata Allah SWT.
Bisa saja Allah SWT memberikan ganti yang berlipat ganda. Namun Dia sama sekali tidak memberikan keberkahan dari sedekah tersebut. Terlebih jika mereka riya dan ingin mendapatkan pujian, maka amalannya tidak akan diperdulikan oleh Allah SWT. Imam Nawawi rahimahullah menuturkan:
“Amalan seseorang yang berbuat riya’ (tidak ikhlas), itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa” (Syarh Shahih Muslim, 18: 115).