Ancam Putuskan Hubungan, Donald Trump Enggan Dengan Presiden China
RIAU24.COM - Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China hingga kini semakin memanas. Bahkan, Presiden AS, Donald Trump mengatakan jika dirinya sedang tidak ingin bicara dengan Presiden China, Xi Jinping.
Trump memperingatkan jika dirinya bisa saja memutus hubungan AS dengan China terkait cara penanganan pandemi virus Corona (COVID-19). Seperti dikutip Detik.com dari AFP, Jumat 15 Mei 2020, retorika terbaru Trump untuk China yang semakin keras ini, disampaikan di tengah pertikaian kedua negara terkait pandemi virus Corona.
Ketegangan AS dan China meningkat saat kedua negara saling adu argumen soal asal virus Corona, yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Trump bahkan menyebutnya sebagai 'wabah dari China'.
"Saya memiliki hubungan sangat baik (dengan Xi), tapi saya -- saat ini saya tidak ingin bicara dengannya," kata Trump. "Saya sangat kecewa pada China. Saya beritahu Anda hal itu sekarang".
Ketika ditanya bagaimana AS akan bertindak, Trump tidak memberikan jawaban spesifik, tapi menyampaikan komentar bernada ancaman. "Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Kita bisa melakukan sesuatu. Kita bisa memutuskan seluruh hubungan," lanjutnya.
"Jika Anda melakukannya, apa yang akan terjadi?" imbuh Trump. "Anda akan menyelamatkan US$ 500 miliar jika Anda memutus seluruh hubungan," kata dia lagi.
Beberapa minggu terakhir, Trump menuding China menutupi skala sebenarnya dari wabah virus Corona, yang akhirnya menyebar luas ke berbagai negara dan kini menewaskan lebih dari 300 ribu orang secara global.
China pun kemudian membatas keras tuduhan itu dan bersikeras menyatakan pihaknya telah memberikan semua data yang ada sesegera mungkin kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Trump mempertegas kembali tuduhan untuk China.
"Mereka bisa menghentikannya. Mereka bisa menghentikannya di China yang menjadi asalnya. Tapi itu tidak terjadi," ucapnya. "Sungguh menyedihkan apa yang terjadi pada dunia dan pada negara kita, dengan semua kematian yang ada," imbuh Trump.