Harga Karet Terpuruk, Khairul Umam: Kedepan Harus Ada Badan Usaha Untuk Menampung Hasil Pertanian Rakyat
RIAU24.COM - BENGKALIS - Hingga saat ini, para petani karet di Kabupaten Bengkalis, masih terus merasakan kesusahan dan gigit jari. Pasalnya harga karet tidak pernah mengalami kenaikan hingga mencapai 10 ribu rupiah.
Dengan tidak pernah naiknya harga karet (ojol red,) tersebut mau tidak mau, suka tidak suka para petani karet tetap melakukan aktivitas nya walaupun harga karet hanya 4000-5000 rupiah per kilogram nya.
"Mau tidak mau, walaupun harga karet 5000 rupiah sekilonya, kami tetap bekerja motong. Jika tidak motong mau makan apa kami,"ungkap Sahlan kepada Riau24.com, Rabu 10 Juni 2020.
Sebenarnya, cerita Sahlan, Pemerintah dalam hal ini harus memikirkan rakyatnya yang kurang mampu, apalagi khususnya para petani karet yang hanya mengharapkan dari tetesan air susu getah.
"Jika musim panas tentunya kami memotong, tapi kalau hujan bagaimana mau motong, seharusnya pemerintah lebih memikirkan rakyatnya,"ujarnya.
Terkait rendahnya nilai jual hasil karet mendapat tanggapan serius dari Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis H Khairul Umam Lc. Menurut dia kedepannya pemerintah harus melakukan berbagai upaya terutama membuat badan usaha minimal koperasi.
"Kedepan harus ada badan usaha untuk menampung hasil pertanian rakyat. Dengan begitu harga jual biasa dijamin dan tidak seperti sekarang ini,"ungkap Khairul Umam.
Kedepannya Pemkab dalam hal ini Dinas Pertanian harus melakukan berbagai program terpadu untuk memberikan perhatian serius kepada petani karet. ”Paling tidak dengan kondisi terpuruknya harga karet ada insentif diberikan petani karet," jelasnya dan berharap kedepannya itu jadi perhatian dinas.
Dengan begitu, kata Khairul Umam pemerintah tidak terkesan membiarkan petani karet terus mengalami kesusahan. "Insyaallah APBD berikutnya jadi perhatian kita di DPRD Kabupaten Bengkalis,"ucap Khairul Umam menambahkan.