Presiden AS Donald Trump Tak Jadi Beri Sanksi China Terkait Penahanan Muslim Uighur
RIAU24.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut tidak jadi sanksi lebih lanjut pihak China. Hal itu terkait dengan penahanan Muslim uighur di Xinjiang.
Dilansir dari Okezone, Donald Trump menuturkan, penangguhan sanksi itu dibuat sebab dirinya “di tengah perjanjian dagang” dengan Beijing.
zxc1
Axios menuliskan saat Donald Trump ditanya mengapa menunda memberikan sanksi lebih lanjut ke pejabat China atas masalah kamp, dia berkata: "Ya, kami berada di tengah-tengah kesepakatan perdagangan utama. Dan ketika Anda berada di tengah-tengah negosiasi dan kemudian tiba-tiba Anda mulai menjatuhkan sanksi tambahan - kami telah melakukan banyak hal. Saya mengenakan tarif pada China, yang jauh lebih buruk daripada sanksi yang dapat Anda pikirkan," sebut Donald Trump seperti dikutip BBC.
zxc2
Baca juga: China Bersiap Menghadapi Ketegangan Baru dengan Trump Atas Perdagangan, Teknologi, dan Taiwan
Sebagai bagian dari perang dagang, Amerika Serikat (AS) mengenakan tarif lebih dari USD360 miliar pada barang-barang China. China langsung membalas dengan tarif lebih dari USD110 miliar produk AS sebelum kesepakatan "fase satu" ditandatangani pada Januari.China sudah menahan sekitar satu juta warga Uighur dan kelompok etnis lainnya di kamp-kamp di Xinjiang untuk indoktrinasi hukuman. Tetapi China tetap membantah mereka dianiaya.
Namun Rabu pekan lalu (17/6/2020), Presiden AS Donald Trump sudah menandatangani undang-undang yang mengesahkan sanksi kepada pejabat China atas Xinjiang. Tetapi akhirnya Donald Trump menunda pemberian sanksi itu.