Apakah Bedak Tabur Aman Untuk Digunakan, Ini Jawabannya...
RIAU24.COM - Karena kita semua hidup di negara tropis yang lembab, kita cenderung lebih banyak berkeringat dan untuk melawannya, banyak dari kita menggunakan bedak. Sampai sekarang, para peneliti sedang mempelajari kemungkinan hubungan antara bedak dan kanker. Jadi apa artinya ini? Apakah kita harus berhenti menggunakan bedak sepenuhnya? Ayo cari tahu bersama.
Kita biasanya menggunakan bedak bayi di sekitar area genital bayi, punggung mereka dan juga tempat-tempat seperti leher dan ketiak mereka untuk menyerap uap air dan mengurangi risiko gesekan. Orang dewasa menggunakan bedak juga untuk mengurangi bau di area genital dan mengurangi gesekan yang disebabkan oleh keringat.
Salah satu komponen dari bedak, tentu saja, talk. Bedak talk berasal dari mineral lembut yang juga bernama talk. Talk digunakan pada kosmetik karena kemampuannya untuk menyerap keringat serta mengurangi gesekan pada kulit sehingga kulit tidak gampang lecet. Talk adalah mineral alami yang lunak, terutama terdiri dari unsur-unsur magnesium, silikon, dan oksigen. Di alam, bedak dapat ditemukan di dekat dengan karsinogen yang dikenal, asbes. Karena mereka saling berdekatan, selalu ada kemungkinan kontaminasi asbestos pada bedak.
Bedak juga digunakan di sebagian besar produk kosmetik seperti foundation, concealer, blush on, eye shadow, bedak wajah, maskara, eyeliner, pensil alis, lipstik, krim pelembab, lotion dan masker wajah. Selama bertahun-tahun, banyak wanita mengklaim bahwa mereka didiagnosis menderita kanker ovarium yang disebabkan oleh bedak yang digunakan pada alat kelamin mereka. Beberapa penelitian ilmiah sejak tahun 1970-an menunjukkan bahwa ada kemungkinan risiko terkena kanker ovarium bagi wanita yang menggunakan bedak dalam jangka panjang.
Para ilmuwan mulai mempelajari hubungan antara bedak talek dan kanker ketika mereka menemukan partikel bedak pada tumor ovarium wanita pada tahun 1971. 11 tahun kemudian, penelitian lain menunjukkan bahwa ada kemungkinan hubungan antara penggunaan bedak talek pada alat kelamin dan kanker ovarium. Sebuah studi tahun 2014 tidak menemukan hubungan yang mungkin tetapi sebuah penelitian di tahun 2016 menunjukkan bahwa penggunaan bedak pada area genital meningkatkan risiko kanker ovarium. Namun, penelitian ini dilakukan sepenuhnya berdasarkan wawancara yang mungkin tidak akurat.
Sebuah analisis dilakukan pada tahun 2018 dan disimpulkan bahwa ada hubungan yang lemah antara kanker ovarium dan bedak yang digunakan pada alat kelamin. Karena ini adalah hubungan yang lemah, penggunaan genital dari bedak talek tidak dianggap sebagai salah satu penyebab kanker ovarium. Menurut HealthLine, ada banyak faktor risiko lain seperti usia yang lebih tua, mutasi gen bawaan (BRCA 1 dan BRCA2), riwayat keluarga dan penggunaan terapi hormon jangka panjang.