Beda Jauh, Begini Respon Dunia Saat Hagia Sophia Dijadikan Masjid dan Masjid di Israel Dijadikan Bar, Yang Satu Ribut, yang Lain Malah Adem Ayem
RIAU24.COM - Beginilah gambaran betapa jauhnya perbedaan respon dunia, saat bangunan bersejarah di Turki Hagia Sophia diubah dari museum menjadi masjid. Akibat perubahan fungsi itu, reaksi beragam dari seluruh penjuru dunia dan bikin heboh. Sebaliknya, saat masjid bersejarah di Israel, yakni Masjid Al Ahmar diubah menjadi sebuah bar alias klub malam, dunia malah adem ayem saja.
Masjid di Israel yang diubah menjadi bar itu adalah masjid Al-Ahmar. Masjid itu kembali menjadi perbincangan setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah monumen ikonik Hagia Sophia menjadi masjid.
Setelah sebuah perusahaan Israel yang terhubung dengan kotamadya Safad di Palestina Utara, malah mengubah Masjid Al Ahmar yang berdiri pada abad ke-13 menjadi sebuah bar dan aula pesta pernikahan dengan nama Khan Al-Ahmar. Namun faktanya, dunia malah adem ayem. Tak ada protes atau reaksi, seperti yang terjadi dssy Hagia Sophia diubah fungsinya menjadi sebuah masjid.
Padahal, masjid itu juga merupakan salah satu bangunan bersejarah milik warga Palestina dari abad ke-13. Masjid itu mulai dikuasai geng Yahudi pada 1948. Awalnya, masjid itu diubah fungsinya menjadi sekolah Yahudi, kemudian menjadi pusat kampanye pemilu Partai Likud. Sebelum menjadi bar, masjid itu juga sempat digunakan sebagai gudang pakaian.
"Saya terkejut ketika saya melihat aspek sabotase di dalam masjid," ungkap Sekretaris Badan Abadi Islam Palestina, Khair Tabari, dilansir gulf news, pada 14 April 2019.
Dikutip ulang detik, Tabari kemudian menuturkan, bertahun-tahun lalu, pihaknya mengajukan gugatan ke pengadilan Nazareth, meminta penyerahan masjid Al Ahmar ke Dana Abadi Islam. Tapi, pengadilan belum memutuskan gugatan tersebut ketika itu.
Tak hanya itu, respon dunia juga adem ayem saja. Tak ada yang bersuara atas perubahan fungsi masjid tersebut. Media-media terbitan setempat menyebut perubahan masjid menjadi bar tersebut dilakukan di tengah kesunyian teramat sangat. Kondisi ini sangat kontras dengan komentar pro dan kontra untuk Hagia Sophia.
Padahal, sejarawan menyebut Al Ahmar dibangun sebagai masjid. Sebuah tanda batu di pintu masuk ke masjid menyatakan bangunan itu dibangun pada 1276 Masehi.
"Masjid Al Ahmar mendapatkan namanya dari batu merahnya. Saat ini, digunakan dalam beberapa cara kecuali sebagai tempat salat bagi umat Islam," kata sejarawan dan penduduk asli Safad, Mustafa Abbas.
"Umat Muslim yang mengunjungi tempat itu menghadapi serangan dari penjajah Yahudi. Masjid ini memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang langka karena didirikan oleh Mameluke Sultan Al Daher Baibars (1223-1277 M)," tambahnya.
Pergantian fungsi masjid Al-Ahmar itu membuat otoritas Israel dituduh melanggar batas secara sistematis di situs-situs Islam di wilayah Palestina yang diduduki mereka. Diduga, aksi itu sengaja dilakukan Israel dengan tujuan melenyapkan identitas Islam di kawasan itu. ***