Ekonominya Keok Gara-gara Corona, Salah Satu Negara Paling Maju di Asia Ini Akhirnya Alami Resesi, Indonesia Bagaimana?
RIAU24.COM - Perekonomian Korea Selatan sejak beberapa tahun belakangan ini, terus mengalami perkembangan yang luar biasa. Sehingga Negera Ginseng itu sukses mengukuhkan diri sebagai salah satu negara yang perekonomiannya paling maju di Benua Asia. Namun di tengah pandemi virus Corona, ekonomi Korsel akhirnya keok juga. Buntutnya, Korsel pun resmi mengalami resesi pada pada kuartal II tahun ini.
Hal itu disebabkan adanya penurunan paling dalam selama dua dekade dari sisi ekspor. Anjloknya ekspor Korsel adalah dampak dari penerapan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus Corona. Hal itu yang kemudian membuat kinerja pabrik jadi lumpuh.
Dilansir detik yang merangkum reuters, Kamis 23 Juli 2020, Bank of Korea mengatakan, ekonomi Korsel menyusut menjadi minus 3,3 persen. Itu adalah kontraksi paling tajam sejak kuartal pertama 1998. Angka itu bahkan lebih dalam dari perkiraan jajak pendapat yang digelar Reuters di angka minus 2,3 persen.
"Sementara pengeluaran konsumen harus secara bertahap pulih, ancaman dari virus tidak mungkin memudar sepenuhnya dan pembatasan jarak sosial mungkin harus tetap dilakukan," kata Ekonom Capital Economics Asia, Alex Holmes.
Untuk diketahui, aktivitas ekspor memegang peranan penting dalam perekonomian Korsel. Ekspor bahkan menyumbang hampir 40 persen dari ekonomi Korsel. Namun saat ini aktivitas ekspor turun drastis menjadi 16,6 persen. Kondisi sekaligus yang terburuk dialami Korsel sejak 1963.
Selain itu, investasi konstruksi turun menjadi 1,3 persen kuartal-ke-kuartal, begitu pula investasi modal turun 2,9%. Output dari sektor manufaktur dan jasa turun masing-masing sebesar 9,0 persen dan 1,1 persen.
Namun masih ada yang positif, konsumsi rumah tangga masih naik 1,4%. Hal itu berkat pemberian bantuan uang tunai pemerintah yang mendorong pengeluaran masyarakat untuk restoran, pakaian, dan kegiatan rekreasi.
Pulih Kuartal Ketiga
Terkait kondisi itu, Menteri Keuangan Korsel Hong Nam-ki mengatakan ekonomi di negaranya berkemungkinan baru akan pulih di kuartal ketiga.
"Adalah mungkin bagi kita untuk melihat rebound seperti Cina pada kuartal ketiga ketika pandemi melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah dan rumah sakit berlanjut," kata Hong.
Indonesia Bagaimana?
Sebelumnya, pengusaha nasional Sandiaga Uno juga memprediksi resesi bakal menghantam ekonomi Indonesia akibat dampak Corona. Sandi bahkan mengatakan,ancaman resesi semakin nyata jika peningkatan jumlah kasus baru Corona tak bisa ditekan.
"Saya sampaikan bahwa kita masuk ke resesi sudah semakin nyata di depan kita," lontarnya, dalam webinar Indonesia Young Entrepreneur Summit, Sabtu (18/7/2020) lalu.
Menurutnya, di kuartal II-2020 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi besar mengalami kontraksi bahkan hingga minus 6 persen. SedangkanMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 di antara minus 3,5 persen hingga minus 5,1 persendengan titik terdalam yang paling baru di level minus 4,3 persen.
"Menurut saya minus 4 persen bisa terjadi, tapi kalau kita lihat nanti tanggal 5 Agustus beberapa sektor konsumsi belum pulih karena PSBB dan juga pelemahan daya beli, kita kemungkinan akan menyentuh angka minus 6 persen," terang Sandi.
Ia mengatakan, pemerintah harus segera mempercepat realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mencegah pertumbuhan ekonomi terkontraksi sampai di kuartal III-2020 dan menghindari resesi. ***