Terkuak, Said Didu Sebut Utang BUMN Mulai Melonjak Sejak Periode Ini, Sekarang Tembus Rp6 Triliun, yang Merusak Siapa?
RIAU24.COM - Utang PT Pertamina (Persero) pada semester I tahun 2020 yang mencapai 767,92 juta dolar AS atau setara Rp11,28 triliun, hingga saat ini masih terus mengundang sorotan.
Belakangan, kondisi itu membuat utang milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya ikut terkuak. Ternyata, total jumlah butang BUMN hingga saat ini sudah mencapai Rp6 ribu triliun.
Hal itu diungkapkan mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu.
Melalui kicauannya di akun Twitter @msaid_didu, Rabu 26 Agustus 2020, dia mengungkapkan perjalanan tentang BUMN di Tanah Air, khususnya Pertamina.
Said Didu kemudian memaparkan perjalanan panjang Pertamina, yang sempat bangkit dari perusahaan yang awalnya minim pendapatan, hingga akhirnya berubah menjadi BUMN yang memiliki pendapatan paling besar dibanding BUMN lain.
"Tahun 2004 laba Pertamina hanya sekitar Rp8 triliun, tahun 2014 laba menjadi sekitar Rp35 triliun. Laba seluruh BUMN 2004 hanya Rp27 triliun, laba 2014 Rp159 triliun," cuitnya, dilansir rmol.
Namun Said Didu juga menerangkan, kondisi itu berlangsung di tahun 2004 hingga tahun 2014 atau sebelum kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Setelah periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo, capaian positif tersebut berubah. Bukannya bertambah, sejak saat itu pula utang seluruh BUMN melonjak tajam.
Bahkan saat ini, total utang BUMN telah menembus angka Rp6 ribu triliun.Padahal hingga tahun 2014, angkanya masih berkisar Rp2.400 triliun.
"Utang BUMN 2014 hanya sekitar Rp2.400 triliun, sekarang sekitar Rp6.000 triliun. Yang merusak siapa?" pungkasnya. ***