Jakarta Kembali Menerapkan PSBB, Tapi Dilakukan Tidak Seketat Sebelumnya
"Selama PSBB di Jakarta bisa saja ada orang yang bepergian ke kampung halamannya, dan ketika PSBB dicabut, mereka akan kembali ke Jakarta. Ini sudah berulang kali terjadi dalam enam bulan terakhir, menambah kasus baru di daerah lain. Saat Jakarta melihat kasus yang menurun, mereka akan bangkit lagi. Ini yang disebut transmisi ping-pong, "kata Masdalina.
Di bawah PSBB yang diberlakukan kembali, pemudik tidak perlu memberikan izin keluar masuk (SIKM) yang diwajibkan sebelumnya, sementara ojek berbasis aplikasi, yang sebelumnya hanya diizinkan untuk mengangkut barang, kini masih dapat mengangkut penumpang, asalkan mereka mematuhi protokol kesehatan, meskipun Peraturan Dinas Perhubungan tersendiri untuk mengatur hal tersebut lebih lanjut. Angkutan umum akan dibatasi hingga 50 persen dari kapasitas penumpang, dan kebijakan lalu lintas plat nomor ganjil genap akan ditangguhkan selama durasi PSBB.
Juru bicara pemerintah untuk semua hal COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan dalam jumpa pers bahwa keputusan Jakarta untuk menerapkan kembali PSBB secara penuh telah dikoordinasikan dengan satuan tugas COVID-19 nasional dan pemerintah pusat. Anies mengumumkan kembalinya PSBB penuh pada hari Rabu, mengutip peningkatan jumlah kasus COVID-19 baru setiap hari dan penurunan jumlah tempat tidur rumah sakit gratis.
Pengumuman tersebut memicu kekhawatiran atas perekonomian negara di antara banyak orang, dari pejabat pemerintah hingga komunitas bisnis. Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan rencana tersebut harus “diperhitungkan dengan baik dan hati-hati.”
Salah satu orang terkaya di Indonesia, Budi Hartono dari perusahaan tembakau Djarum, mengirim surat kepada Presiden pada hari Jumat menyatakan keberatannya terhadap rencana tersebut dan mengutip data bahwa, ungkapnya, menunjukkan bahwa “Kebijakan PSBB terbukti tidak efektif dalam mengurangi infeksi di Jakarta.”
Peneliti biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Iwan Ariawan yang pernah menganalisa data untuk Jakarta, mengatakan, PSBB penuh pertama, kasus sebenarnya menurun, tetapi melonjak lagi setelah itu, ketika kota memasuki fase transisi. Iwan mengatakan analisis timnya sejak April menunjukkan, sebagai proporsi orang yang tinggal di rumah sejak April turun, ada peningkatan perkiraan kasus baru per hari.