Ketika PSBB Kembali Diberlakukan di Jakarta Karena Rumah Sakit dan Pemakaman Penuh, Ribuan Warga Terancam Kelaparan
"Saya takut dengan situasi di mana kami tidak dapat membantu semua orang yang membutuhkan bantuan. Kami takut kewalahan."
Setidaknya 200 personel medis telah meninggal akibat COVID-19 di Indonesia, negara di mana sistem perawatan kesehatannya sudah kekurangan dan kekurangan sumber daya sebelum pandemi. Di Rumah Sakit Pertamina, fasilitas perawatan COVID-19 lain yang ditunjuk, Dr Shandy Shanaya mengatakan dia masuk kerja karena takut akan nyawanya.
"Kami tidak bisa hanya melihatnya sebagai angka lain. Ketika seorang profesional medis meninggal, pikirkan semua orang yang kehilangan akses ke perawatan kesehatan," kata pria berusia 26 tahun itu.
“Kami mencoba untuk membuka terlalu cepat. Kami membuka kota sebelum tren turun,” tambahnya. Namun di negara yang sangat beragam dan padat penduduknya seperti Indonesia, rumah bagi sekitar 270 juta orang, tidak ada solusi yang mudah dalam upaya mencegah wabah baru dan memulihkan mata pencaharian.
Di Jakarta, putaran pembatasan lainnya dapat membantu memerangi penyebaran virus, tetapi juga akan membuat kehidupan penduduk miskinnya semakin menantang. Kembalinya lockdown akan membuat banyak pekerja informal bergaji rendah sekali lagi kehilangan pekerjaan dan tanpa penghasilan untuk menghidupi diri mereka sendiri atau keluarga mereka. "Kalau toko tutup ... tidak ada pelanggan, dan saya tidak dibayar," kata Zulkifli, seorang tukang cukur di salon kecil yang tidak memiliki gaji tetap.
"Ini satu-satunya hal yang saya tahu bagaimana melakukannya, saya tidak bisa bekerja di bidang lain," tambahnya.