Ketika PSBB Kembali Diberlakukan di Jakarta Karena Rumah Sakit dan Pemakaman Penuh, Ribuan Warga Terancam Kelaparan
Salon tempat Zulkifli bekerja hanyalah satu dari sekian banyak bisnis di Jakarta yang terpaksa tutup lagi. Pihak berwenang telah menjanjikan bantuan untuk membantu mereka yang membutuhkan, tetapi Zulkifli mengatakan dia kehilangan dukungan selama putaran terakhir pembatasan. "Saya tahu kami perlu mengatasi pandemi. Tapi saya juga butuh uang untuk anak-anak saya. Kami butuh makanan, kami perlu membayar pengeluaran kami ... dan penghasilan saya hilang," katanya.
Kembali ke pemakaman Pondok Ranggon, Adang dan rekan-rekannya terus menggali kuburan karena semakin banyak peti mati yang terbungkus plastik bersih berdatangan. "Saya memiliki kekhawatiran dan ketakutan melakukan pekerjaan ini," kata Adang. "Saya hanya harus mempercayai Tuhan - saya mencoba untuk tidak membebani pikiran saya. Kami hanya harus menerimanya."