Kekurangan Tenaga Medis, Indonesia Kerahkan Dokter Magang ke Garis Depan COVID-19
Robby dari KIDI mengatakan beberapa magang telah terjangkit COVID-19, tetapi dia tidak mengungkapkan jumlahnya. Dia mengatakan mereka semua memiliki gejala ringan atau tidak sama sekali. Dia mencatat bahwa magang dilarang merawat pasien COVID-19 di ruang isolasi dan unit perawatan intensif dan membela pernyataan Terawan, mengatakan bahwa magang memang telah dikerahkan tetapi sebagai pendukung dokter yang akan ditugaskan untuk menyaring pasien di ruang gawat darurat.
“Jangan dilihat karena semua 3.500 dokter magang ini ditempatkan di ruang isolasi. Pelayanan dimulai dari screening dan triase di IGD. Dalam situasi normal, satu dokter bisa melakukan A sampai Z sendirian, tapi sekarang, setiap tahapan membutuhkan dokter yang berbeda."
Tetapi para magang memiliki kekhawatiran di luar tertular virus. Mereka juga khawatir kehilangan kesempatan untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan. Lebih sedikit pasien yang mengunjungi rumah sakit, yang berarti pekerja magang memiliki lebih sedikit kasus untuk dipelajari secara langsung. Dan mereka tidak dapat menangani kasus COVID-19 secara langsung. Robby mengatakan para dokter selalu memiliki pilihan untuk menunda magang mereka dan menunggu sampai krisis kesehatan selesai, tetapi dia mengakui hal itu dapat merugikan mereka karena kekhawatiran akan kehilangan kompetensi.