Jokowi : Keamanan dan Efektivitas Vaksin Harus Dipastikan Sebelum Digunakan
Dalam rapat Kabinet, Jokowi memerintahkan tim mitigasi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang dipimpin oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk menyusun strategi komunikasi publik untuk program vaksinasi.
“Dengan bantuan Kementerian Komunikasi dan Informatika, tim harus menjelaskan secara komprehensif manfaat dan penerapan vaksin kepada publik agar tidak terjadi misinformasi dan penyebaran hoax di berbagai platform media,” kata Jokowi saat memberikan sambutan.
Ia mencontohkan, keterlibatan ormas keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas Islam terbesar di Tanah Air, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, akan menjadi kunci untuk meraih kepercayaan publik karena peran mereka dalam penyebaran informasi dan sertifikasi halal.
Sementara beberapa vaksin akan gratis, kata Jokowi, vaksinasi yang dibeli secara mandiri memiliki harga. “Saya sudah minta ditawarkan dengan harga terjangkau,” kata Presiden. “Saya menuntut agar jadwal rinci segera diselesaikan. Kapan vaksinasi dilaksanakan di daerah? Siapa yang akan mendapatkan vaksinasi gratis dan siapa yang akan membayarnya? Semua itu harus direncanakan dan dipersiapkan secara detail, ”kata Jokowi kepada para menterinya.
Perusahaan induk farmasi milik negara PT Bio Farma, bermitra dengan China's Sinovac Biotech Ltd., sedang melakukan uji klinis fase tiga pada calon vaksin di Jawa Barat.
Uji coba diharapkan berakhir pada Januari. Negara ini juga telah mengamankan jutaan dosis vaksin COVID-19 potensial yang diproduksi oleh perusahaan China Cansino dan Sinopharm, Perawatan Kesehatan Kelompok 42 (G42) kecerdasan buatan Emirat, dan perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca.