Jokowi : Keamanan dan Efektivitas Vaksin Harus Dipastikan Sebelum Digunakan
RIAU24.COM - Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah menginstruksikan kabinetnya untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin COVID-19 untuk digunakan dalam program vaksinasi nasional. Kedua masalah itu menjadi perhatian utama para ahli dan publik, katanya.
“Aman artinya semua vaksin yang diberikan kepada masyarakat harus melalui serangkaian uji klinis yang layak,” kata Presiden dalam rapat terbatas Kabinet di Istana Merdeka, Senin.
“Karena jika tidak - jika ada satu masalah - itu akan menciptakan ketidakpercayaan publik dalam upaya vaksinasi.”
Setiap tahapan uji coba, kata dia, harus didasarkan pada proses dan data ilmiah, serta standar kesehatan yang layak. Dia memperingatkan Kabinetnya untuk tidak membiarkan tergesa-gesa membahayakan proses pengujian. “Hati-hati, dan jangan terburu-buru untuk mendapatkan vaksin dan mengabaikan standar kesehatan,” katanya.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Paguyuban Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan beberapa asosiasi lainnya memperingatkan pemerintah untuk tidak terburu-buru dalam program vaksinasi COVID-19 karena pemerintah mendorong pemberian izin penggunaan darurat bagi beberapa calon COVID-19. vaksin masih dalam pengembangan.
Para ahli mengatakan pemerintah bertaruh pada keberhasilan vaksin yang belum selesai untuk menyelesaikan krisis COVID-19 di negara tersebut.
Dalam rapat Kabinet, Jokowi memerintahkan tim mitigasi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang dipimpin oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk menyusun strategi komunikasi publik untuk program vaksinasi.
“Dengan bantuan Kementerian Komunikasi dan Informatika, tim harus menjelaskan secara komprehensif manfaat dan penerapan vaksin kepada publik agar tidak terjadi misinformasi dan penyebaran hoax di berbagai platform media,” kata Jokowi saat memberikan sambutan.
Ia mencontohkan, keterlibatan ormas keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas Islam terbesar di Tanah Air, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, akan menjadi kunci untuk meraih kepercayaan publik karena peran mereka dalam penyebaran informasi dan sertifikasi halal.
Sementara beberapa vaksin akan gratis, kata Jokowi, vaksinasi yang dibeli secara mandiri memiliki harga. “Saya sudah minta ditawarkan dengan harga terjangkau,” kata Presiden. “Saya menuntut agar jadwal rinci segera diselesaikan. Kapan vaksinasi dilaksanakan di daerah? Siapa yang akan mendapatkan vaksinasi gratis dan siapa yang akan membayarnya? Semua itu harus direncanakan dan dipersiapkan secara detail, ”kata Jokowi kepada para menterinya.
Perusahaan induk farmasi milik negara PT Bio Farma, bermitra dengan China's Sinovac Biotech Ltd., sedang melakukan uji klinis fase tiga pada calon vaksin di Jawa Barat.
Uji coba diharapkan berakhir pada Januari. Negara ini juga telah mengamankan jutaan dosis vaksin COVID-19 potensial yang diproduksi oleh perusahaan China Cansino dan Sinopharm, Perawatan Kesehatan Kelompok 42 (G42) kecerdasan buatan Emirat, dan perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca.