Cuitan Perdana Menteri Malaysia Terkait Umat Muslim Memiliki Hak Untuk Membunuh Jutaan Orang Perancis Jadi Viral di Twitter
“Orang Prancis harus mengajari rakyatnya untuk menghormati perasaan orang lain,” katanya.
Di Prancis, Cedric O, seorang menteri junior yang bertanggung jawab atas industri digital dan komunikasi, mengatakan dia telah berbicara dengan direktur pelaksana Twitter di negara itu dan mendesak platform tersebut untuk menangguhkan akun Mahathir.
Jika tidak dilakukan, platform itu akan menjadi "kaki tangan untuk seruan resmi pembunuhan," katanya.
Twitter awalnya menandai tweet Mahathir tentang membunuh "jutaan orang Prancis" sebagai "memuliakan kekerasan" dan kemudian menghapusnya dari utas. Tweet lainnya - berjudul RESPECT OTHERS - tetap ada.
Pemimpin beberapa negara mayoritas Muslim mengutuk pernyataan pejabat Prancis, termasuk Macron, yang membela penggambaran Nabi Muhammad. Karikatur itu dianggap menghujat umat Islam. Perselisihan berkobar setelah seorang guru yang menunjukkan kepada murid-muridnya kartun satir nabi selama diskusi dalam pelajaran kewarganegaraan kemudian diserang di jalan dan dipenggal oleh seorang anak berusia 18 tahun asal Chechnya.
Pejabat Prancis mengatakan pembunuhan itu merupakan serangan terhadap nilai inti kebebasan berekspresi Prancis dan membela hak untuk menerbitkan kartun. Macron juga mengatakan akan melipatgandakan upaya untuk menghentikan keyakinan Islam konservatif yang menumbangkan nilai-nilai Prancis. Mahathir dikenal karena pandangannya yang blak-blakan dan sebelumnya menuai kritik atas pernyataan yang menyerang LGBT dan orang-orang Yahudi.