Batu Bara Tak Laku 20 Tahun Lagi, Penambang Bakal Jadi Apa?
PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP). PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.
Adapun kemajuan pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara ini telah mencapai sebesar 55%. Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada kuartal pertama 2022.
Selain melalui pembangunan PLTU mulut tambang, perseroan juga berencana mengembangkan proyek gasifikasi batu bara yang pembangunannya akan dimulai tahun depan. Proyek gasifikasi ini akan mengubah batu bara berkalori rendah menjadi dimethyl ether (DME) yang bisa digunakan untuk menggantikan LPG atau produk turunan dari bahan baku pupuk hingga pakaian.
"Ini ke depan 30, 40, 50 tahun lagi di Tanjung Enim akan berdiri industri petrokimia, bukan batu bara, tapi bahan baku utamanya batu bara. Sumber dayanya 8 miliar ton, kalau itu, kita bisa jadi independent dari crude oil," jelas dia.
Tak hanya hilirisasi batu bara, PTBA bahkan berencana memasuki sektor energi baru terbarukan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kawasan bekas galian tambang dan lainnya.
"Jadi itu visi, tidak cuma gali dan angkut tapi sudah transformasi beyond coal," tandasnya.