Siapa Sangka, Puluhan Tahun Sebelum Pandemi Covid-19 Terjadi, Ternyata Vaksin Asal China Ini Sudah Ditemukan
Meski demikian, Erick menambahkan, pemerintah tetap berhati-hati tidak gegabah untuk melaksanakan program imunisasi. "Kita juga sangat berhati-hati, ini memastikan prosesnya ini berjalan dengan baik," tambahnya.
Sementara itu, terkait penetapan vaksin berbayar dan gratis, akan ditentukan sesuai Instruksi Presiden. Sedangkan terkait penentuan kuota hingga penentuan jenis vaksin, berada di Kemenkes.
Ditambahkan Erick, meski Sinovac jadi prioritas, ada kemungkinan pemerintah juga membuka kesempatan bagi jenis vaksin lain untuk digunakan di Indonesia. Termasuk, vaksin buatan perusahaan farmasi BioNTech-Jerman dan Pfizer-AS, yang mengklaim khasiat vaksinnya mencapai 90 persen.
"Selama vaksin itu masuk dalam kategori WHO, tentu semua vaksin baik. Tetapi saat ini, dari Bapak Menteri Kesehatan memilih dua jenis vaksin ini, tentu kita mengikuti arahan dari Menkes. Karena itu, tadi 75 juta ini kita ingin memastikan dari produksi, distribusi, dan customer experience-nya bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kandidat vaksin pertama yang akan digunakan untuk vaksinasi mandiri adalah Sinovac. Selain itu, Indonesia juga menjadikan kandidat vaksin asal Amerika Serikat (AS) yaitu Novavax sebagai kandidat vaksin mandiri di Indonesia. Dosis yang ditargetkan dari Novavax sendiri sebanyak 30 juta dosis.
Pemerintah juga menyiapkan vaksin Merah Putih yang diproduksi di dalam negeri untuk menjadi kandidat vaksin yang digunakan dalam vaksinasi mandiri. Sebanyak 57,6 juta dosis ditargetkan akan dipenuhi vaksin merah putih pada kuartal ketiga tahun 2021. ***