Dikendalikan dari Jarak 150 Meter Ternyata Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh Pakai Senapan Mesin
Pada Minggu pagi, Mohamad Ahwaze; seorang jurnalis Iran yang berbasis di London, mengatakan serangan itu dilakukan oleh selusin agen yang menyerang konvoi Fakhrizadeh di sebuah bundaran di pintu masuk Absard. Para penyerang, yang memiliki keterampilan "pasukan khusus canggih" dilaporkan didukung oleh tim logistik 50 orang yang menyusup ke layanan keamanan Iran dan melakukan tugas-tugas seperti memutus aliran listrik ke daerah tersebut 30 menit sebelum penyergapan untuk memperlambat respons apapun atas pembunuhan itu.
Ahwaze mengutip bocoran dari pejabat pemerintah Iran dan Garda Revolusi untuk rincian serangan, termasuk fakta bahwa regu pembunuh tahu kapan dan di mana Fakhrizadeh akan berada. Para penyerang mengendarai Hyundai Santa Fe dan dengan empat sepeda motor. Setelah mobil di depan kendaraan Fakhrizadeh lewat, penyerang meledakkan sebuah Nissan untuk memblokir kendaraan di belakangnya. Mereka kemudian menembaki mobil Fakhrizadeh dan kendaraan keamanan di depannya.
Pemimpin tim pembunuh membawa Fakhrizadeh keluar dari mobilnya dan menembaknya hingga tewas. Semua komando melarikan diri dari tempat kejadian tanpa cedera atau pun ditangkap.
Sementara itu, Fars sendiri mem-posting artikel lain pada hari Minggu yang ditampilkan di situs webnya berbahasa Inggris, dengan mengatakan "laporan saksi mata" mengonfirmasi bahwa Fakhrizadeh diserang oleh "teroris yang mengumbar peluru ke mobilnya".
Para pejabat tinggi Iran menyalahkan Israel sebagai pihak yang berada di balik pembunuhan itu. Alasannya, karena negara Yahudi itu menuduh Fakhrizadeh memimpin program senjata nuklir. Teheran membantah pernah mencoba memiliterisasi industri nuklirnya. Sedangkan Israel belum mengomentari tuduhan Iran.