Menu

Kumpulkan Direktur Rumah Sakit Se-Bogor, Ini Yang Disampaikan Bima Arya

Muhammad Iqbal 2 Dec 2020, 10:40
Wali Kota Bogor, Bima Arya
Wali Kota Bogor, Bima Arya

RIAU24.COM - Wali Kota Bogor, Bima Arya didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengumpulkan semua Direktur Rumah Sakit se Kota Bogor di ruang kerjanya secara daring.

Dilansir dari Detik.com, Rabu, 2 Desember 2020, para direktur rumah sakit di Kota Bogor menyampaikan tentang kondisi terbaru fasilitas dan sarana prasarana penanganan pasien Covid-19 yang tersedia di rumah sakitnya masing-masing.

Salah satunya Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi yang dua pekan lalu meresmikan enam ruang isolasi bertekanan negatif dan diperkirakan mulai beroperasi pertengahan Desember 2020.

"Atas updatenya saya sampaikan terima kasih. Mari kita rapikan, terus koordinasi yang ada. Semoga semuanya sehat lancar," ujar Bima Arya, Rabu, 2 Desember 2020.

Saat pertemuan itu, Bima Arya sempat mengemukakan regulasi yang membahas kode etik terkait rahasia pasien. Kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sangat menghargai kode etik tersebut.

Tapi Pemkot Bogor juga memiliki kewenangan untuk mengetahui, merujuk pada pasal-pasal yang diatur dalam regulasi yang terkait dalam rangka mengantisipasi wabah penyakit menular guna pendataan dan penanganan lebih lanjut. Di antaranya UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Permenkes Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran dan SK Walikota Bogor No.900.45-282 Tahun 2020 tentang Penetapan Rumah Sakit yang melayani Pasien dengan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Bogor.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno meminta kepada rumah sakit rujukan COVID-19 yang telah ditunjuk Pemkot Bogor maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat meningkatkan kapasitas tempat isolasi dan ICU. Pasalnya, di Kota Bogor jumlahnya masih sangat terbatas.

Tercatat, ada 21 ruang ICU atau 11 persen dari total seluruh rumah sakit. Untuk itu pihaknya meminta agar hal tersebut perlu ditingkatkan.

"Tren yang ada meningkat terus karenanya kita juga harus meningkatkan kapasitas tempat isolasi dan ICU. Rumah sakit diharapkan kerja samanya dalam mengupdate secara real time tentang keterisian tempat tidurnya agar memudahkan dalam mengatur," ujar dia.

Untuk permasalahan dan kendala terkait penanganan COVID-19 yang dihadapi rumah sakit, Sri memintanya untuk segera dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan Dinkes Kota Bogor agar bisa segera difasilitasi dengan Kementerian Kesehatan.

"Tidak kalah penting, terkait swab test mandiri, rumah sakit diminta Kadinkes untuk melaporkan hasilnya, baik positif maupun negatif," tutupnya.