Bantu Penyembuhan Pasien Covid-19, PMI Pekanbaru Layani Donor Plasma Konvalesen
RIAU24.COM - PEKANBARU - Untuk membantu penyembuhan warga yang terjangkit Covid-19, diketahui plasma darah convalesent dapat menetralisir virus yang ada dalam tubuh pasien yang terjangkit Covid-19.
Untuk itu, palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekanbaru, kini mulai melayani donor plasma convalesent atau plasma konvalesen dari penyintas Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Ketua PMI Kota Pekanbaru Drs H Mohd Noer MBS, SH, M.Si, MH, menyebutkan, pelayanan donor plasma konvalesen diberikan pihaknya seiring dengan dilakukannya pencanangan gerakan Nasional Pendonor Darah Plasma Konvalesen oleh PMI pusat dan Pemerintah Indonesia.
Disampaikannya, plasma darah yang diambil dari pasien yang pernah terinfeksi Covid-19 itu dibutuhkan untuk membantu pengobatan pasien yang belum sembuh dari virus corona.
"Untuk itu, bagi penyintas Covid-19 di Kota Pekanbaru yang ingin mendonorkan plasma darahnya, PMI Kota Pekanbaru sudah siap melakukannya," ucap Noer, Selasa (19/1) kemarin.
"Insyaallah, ikhtiar donor plasma darah konvalesen ini akan sangat berguna dan sangat-sangat membantu mereka, saudara-saudara kita yang sedang berjuang untuk sembuh dari virus corona," terang M Noer yang kini juga menjabat sebagai Kepala Diskes Kota Peanbaru ini.
Diterangkan Noer, pada saat terinfeksi virus corona, sistem imun tubuh penderita covid akan mulai memproduksi antibodi, khususnya sel pelindung yang dapat mengenali dan melawan virus corona. Di mana ketika pasien dinyatakan sembuh, antibodi ini akan tersimpan dengan sendirinya di dalam darah.
"Metode terapi plasma darah ini bekerja dengan membantu menetralisir virus yang ada di dalam tubuh pasien terinfeksi untuk bisa survive (bertahan)," sebutnya.
Namun demikian, disampainan Noer jika tidak semua penyintas Covid-19 yang bisa mendonorkan plasma darah konvalesen-nya. Sebab, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi pendonor terlebih dahulu.
"Seperti usia, itu harus berusia 18 sampai 60 tahun, berat badan kurang lebih 50 kg, tidak ada riwayat penyakit yang dapat membatalkan donor, dan sudah dinyatakan sembuh sesuai hasil tes PCR negatif dua kali berturut-turut," ucapnya.
"Kemudian untuk pendonor, kita juga baru memprioritaskan laki-laki. Sebenarnya pendonor itu bisa laki-laki, bisa perempuan. Namun transfusi ini lebih banyak laki-laki karena terkait antibodi HLA (human laukocyte antigen)," tutup Noer menambahkan.