Menu

Sedihnya, Anak Satu-Satunya Tewas Dalam Perjalanan Kapal ke Yunani, Pria ini Dituntut Atas Kematian Sang Anak

Devi 20 Mar 2021, 10:28
Foto : TribunNews
Foto : TribunNews

Tapi garis pantainya dipenuhi bebatuan. Ombak menghantam sampan ke bebatuan sekali, lalu dua kali. Perahu itu pecah menjadi dua. Sebelum mereka menyadarinya, para penumpang sudah berada di dalam air.

Saat mereka jatuh ke laut, anak itu lepas dari pelukan ayahnya. Ombak menutupi kepala pria itu. Dia tidak tahu bagaimana cara berenang, tapi akhirnya jaket pelampungnya membawanya ke permukaan. Dia mengamati ombak untuk mencari putranya, mendengarkan suaranya. Dia berteriak sampai air asin membuatnya menjadi parau. Tidak ada.

Dia tenggelam di bawah ombak lagi. Entah dari mana, sebuah tangan meraih tangannya dan menyeretnya ke arah batu. Dia tidak tahu siapa itu, tapi dia yakin orang itu menyelamatkan hidupnya. Ada kekacauan di sekitar. Orang-orang memanggil saudara laki-laki, istri, anak laki-laki mereka. Haidari dan istrinya bergelut di ombak untuk bertahan hidup sambil menangis dan muntah air laut. Pada satu titik, kata NA dan Haidari, sebuah perahu muncul dan menyalakan lampu sorot. Para penyintas mengangkat tangan dan berteriak minta tolong, tetapi perahu itu terus berjalan.

Sekitar 15 hingga 20 menit kemudian, kata Haidari, perahu kedua muncul. Sekali lagi, mereka berharap untuk diselamatkan, tetapi kapal itu menyalakan lampu sorotnya dan melanjutkan perjalanan.

“Mungkin mereka tidak melihat kami atau tidak ingin membantu kami,” kata Haidari.

Sang ayah yakin kru kapal melihatnya dan orang-orang di dalam air. Dia berkata ketika dia berteriak dan melambai, kapal patroli mengarahkan lampu sorot padanya. “Mereka tidak membantu,” katanya. “Mereka berputar-putar dan kembali, berputar-putar dan kembali.”

Halaman: 567Lihat Semua