Pria Ini Lakukan Pengobatan Alternatif Patah Tulang, Akhirnya Tangan Malah Membusuk dan Harus Diamputasi
RIAU24.COM - Sebuah kisah yang diceritakan oleh dokter bedah tulang dr. Asa Ibrahim, Sp.OT melalui akun Twitternya @asaibrahim dan diunggah kembali oleh akun Instagram @mak_inpoh, Jumat (23/4). Kali ini ia mengisahkan tentang pasiennya yang memilih pengobatan alternatif dan berujung diamputasi.
Pasien tersebut seorang laki-laki muda berusia 19 tahun. Ia bekerja sebagai teknisi servis AC dan terjatuh dari ketinggian sekitar 2.5 meter saat memperbaiki AC. Pergelangan tangannya patah dan ada sedikit luka kecil sekitar 2 cm akibat dijadikan tumpuan saat jatuh.
Meski ukuran lukanya terbilang kecil, Dokter Asa menyatakan ini adalah sebuah kasus patah tulang terbuka yang berbahaya.
Pasien memeriksakan diri ke rumah sakit dan awalnya sudah mau ditangani dengan operasi karena korban memiliki BPJS. Tetapi, kemudian saudara pasien datang dan memaksa pasien pulang. Pasien ditawarkan solusi pengobatan alternatif patah tulang yang dianggap bisa menyembuhkan tanpa operasi.
Pasien tersebut merasa lukanya kecil, sehingga ia menolak pembersihan luka dan penjahitan di RS. Oleh pengobatan alternatif pergelangan tangan pasien dibebat dengan kayu. Lukanya juga hanya ditabur serbuk kecil, lalu pasien diberikan obat pereda rasa sakit yang bisa dibeli di apotek.
Bukannya kunjung sembuh, pasien merasakan nyeri di tangannya semakin parah, basah dan mengeluarkan cairan berbau busuk setelah enam hari. Akhirnya oleh tukang urut pasien disarankan untuk kembali periksa di RS saja.
Penyebab utama keparahan ini adalah luka patah tulang terbuka yang tidak dibersihkan, sehingga infeksi bakteri semakin menyebar hingga merusak dan membuat otot dan tulang pasien membusuk. Patah tulangnya hanya di pergelangan tangan, namun infeksinya merusak seluruh lengan bawah.
Karena bakterinya sudah berkembang biak dan menyebar ke aliran darah, satu-satunya jalan yang dapat menyelamatkan nyawa pasien adalah dengan amputasi. Apabila tidak ditindak, maka bisa menyebabkan kematian pada pasien.
Dokter Asa mengimbau bahwa tak semua kasus patah tulang bisa dibawa ke pengobatan alternatif. Ia pun menegaskan kalau memang permasalahannya adalah biaya, kini berobat sudah diberi kemudahan dengan BPJS.