Abraham Samad Sebut Ada Target Yang Disingkirkan Dari KPK Melalui TWK
RIAU24.COM - Mantan Ketua KPK Abraham Samad menyebutkan jika ada target yang hendak disingkirkan di tubuh KPK lewat tes wawasan kebangsaan (TWK) untuk alih status sebagai aparatur sipil negara (ASN).
Disadur dari Detik.com, Sabtu, 8 Mei 2021, dia menilai nantinya tidak akan ada lagi operasi tangkap tangan (OTT) sekelas menteri bila 75 pegawai KPK yang tidak lulus tes disingkirkan.
"Sebenarnya kejadian hari ini polemik berita ketidaklulusan teman-teman kita dari hasil tes kebangsaan bukalah ujug-ujug seperti yang ada sekarang ini. Menurut saya, ini ada semacam sebuah keinginan atau semacam skenario, karena apa, sejak revisi UU di dalamnya kan salah satunya mengisyaratkan tentang mereka nanti pegawainya beralih menjadi ASN," ujar Abraham.
"Pada saat itu ada semacam tujuan menurut saya men-screening pegawai-pegawai KPK agar mungkin dimaksudnya yang diharapkan bisa lanjut menjadi pegawai KPK adalah orang-orang yang bisa dianggap tidak membahayakan pemberantasan korupsi," lanjutnya.
Untuk diketahui, dari 75 pegawai yang dinyatakan tidak lulus tes wawasan kebangsaan adalah penyidik senior KPK Novel Baswedan. Abraham menilai ada upaya menyingkirkan 75 orang ini karena mereka dianggap sosok yang tidak bisa dintervensi dalam memberantas korupsi.
"Melihat dan membaca 75 orang yang dinyatakan tidak lulus, saya bertanya-tanya, ini ada apa sebenarnya, apakah skenario ini memang ditujukan untuk menyingkirkan 75 orang ini," kata Abraham lagi.
"Tes wawasan kebangsaan ini jangan-jangan memang bertujuan menyingkirkan 75 orang ini. Kenapa ada dugaan begitu karena saya tahu persis bahwa 75 orang ini dikenal tanpa kompromi memberantas korupsi, tanpa pandang bulu, orang-orang yang kita harapkan masih bisa menjaga marwah KPK," kata dia.
Masih kata Abraham, seharusnya ketidaklulusan di TWK bukan menjadi alasan untuk menggugurkan alih status pegawai KPK menjadi ASN. Dia turut menilai ada pertanyaan-pertanyaan dalam TWK yang tidak relevan dan cenderung tidak transparan.
"Dari segi aturan hasil tes wawasan kebangsaan tidak boleh menjadi satu-satunya alat untuk menggugurkan kesempatan mereka menjadi ASN. Bahwa kalau kita lihat inti dari tujuan dari tes ini kalau saya lihat kayak ada target begitu, ada target orang-orang yang tidak diluluskan, karena tesnya sendiri tidak transparan," ungkapnya.
Abraham menjamin 75 orang yang dinyatakan tidak lulus TWK memiliki integritas dalam memberantas korupsi. Dia bahkan tidak bisa membayangkan apakah masih ada OTT sekelas menteri apabila Novel Baswedan dan kawan-kawan tidak lagi berada di tubuh lembaga antirasuah tersebut.
"Kalau kita lihat karakter dan sikap mereka, mereka orang-orang yang tidak bisa diajak kompromi untuk melakukan hal-hal yang sikapnya tanda kutip, mereka tegak lurus, dan tetap menjaga marwah KPK," ucap Abraham lagi.
"Saya tidak bisa membayangkan kalau mereka semua ini disingkirkan, apakah masih ada OTT sekelas menteri, apakah masih ada OTT yang mencengangkan, apakah masih ada pemberantasan korupsi yang kita harapkan bila mereka semua tidak ada," tuturnya.