Seolah Melunak, Taliban Janji Akan Menghormati Hak Perempuan Afghanistan
RIAU24.COM - Afghanistan telah di ambil alih oleh kelompok Taliban, setelah dalam satu pekan terakhir melakukan serangan untuk merebut wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah negara itu.
Pada Selasa (17/8), Taliban mengatakan mereka menginginkan hubungan damai dengan negara-negara lain dan akan menghormati hak-hak perempuan Afghanistan dalam kerangka hukum Islam, saat mereka mengadakan jumpa pers resmi pertama sejak menguasai Kabul.
Pengumuman singkat Taliban menunjukkan sikap yang lebih lunak dibandingkan pemerintahan mereka 20 tahun lalu. Pernyataan Taliban diumumkan ketika Amerika Serikat dan sekutu Barat mengevakuasi diplomat dan warga sipil sehari setelah kekacauan di bandara Kabul saat warga Afghanistan memadati lapangan terbang.
Saat mereka bergegas untuk mengungsi, kekuatan asing sedang menilai bagaimana menanggapi situasi yang berubah di lapangan setelah pasukan Afghanistan kocar-kacir hanya dalam beberapa hari, dan banyak yang khawatir kembalinya Taliban bisa mengancam hak perempuan Afganistan.
Selama memerintah pada 1996-2001 dengan syariat Islam yang keras, Taliban melarang perempuan bekerja dan memberikan hukuman termasuk rajam di depan umum. Anak perempuan tidak diizinkan pergi ke sekolah dan perempuan harus mengenakan burqa yang menutupi semua tubuh kecuali mata untuk pergi keluar, termasuk hanya boleh keluar ditemani kerabat laki-laki.
Sementara itu, bagi laki-laki, tidak diizinkan untuk mencukur jenggot. Sederet aturan yang dinilai melanggar hak asasi manusia tersebut merupakan wujud dari tujuan Taliban untuk mendirikan pemerintahan Islam dengan syariat Islam sebagai dasar negara.
Namun, saat ini Taliban mengeklaim akan bersikap lebih moderat, dengan menjanjikan sejumlah hal yang berupa perubahan dari aturan-aturan pemerintahan mereka terdahulu. Di antaranya adalah dengan menghormati hak-hak perempuan, yang selama ini menjadi kekhawatiran secara luas para aktivis dan pejuang kemanusiaan.
“Kami akan menghormati hak-hak perempuan. Kebijakan kami adalah bahwa perempuan akan memiliki akses ke pendidikan dan pekerjaan, serta untuk memakai jilbab,” ujar juru bicara Taliban, Suhail Shaheen kepada BBC.
Selain itu, Taliban berusaha menampilkan wajah yang lebih moderat dengan mengatakan bahwa seluruh warga di Afghanistan akan dilindungi, baik harta benda dan kehormatan mereka. Kelompok ini berjanji untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi negara.
Sebelumnya Reuters melaporkan, pada awal Juli milisi Taliban masuk ke kantor Azizi Bank di Kandahar dan memerintahkan sembilan perempuan yang bekerja di sana untuk berhenti bekerja dan pulang.
Mereka menjelaskan bahwa kerabat laki-laki dapat menggantikan mereka, menurut tiga perempuan yang terlibat dan manajer bank, kepada Reuters.
Dua hari setelah peristiwa di Azizi Bank, adegan serupa terjadi di cabang pemberi pinjaman Afganistan lainnya, Bank Milli, di kota barat Herat, menurut dua kasir perempuan yang mengalaminya.
Tiga milisi Taliban yang membawa senjata memasuki cabang bank, menegur karyawan perempuan karena menunjukkan wajah mereka di depan umum. Perempuan di sana berhenti, mengirim kerabat laki-laki menggantikan mereka.