Tak Ingin Kejadian 2015 Lalu Terulang, Negara Ini Tegaskan Tolak Masuk Pengungsi Afghanistan
RIAU24.COM - Banyak penduduk Afghanistan pergi meninggalkan negaranya pasca pasukan Taliban kembali berkuasa. Mereka pun pergi ke negara lain untuk mencari tempat tinggal, salah satunya adalah Yunani.
Tapi, tak ingin mengulang kembali 'arus migrasi besar-besaran' 2015 lalu, negara itu menyatakan jika perlu pembahasan yang sangat matang bagi Yunani untuk bisa menerima para pencari suaka itu.
Dilansir dari Rmol.id, Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengatakan, ia tidak setuju dengan pernyataan Presiden Parlemen Eropa David Sassoli, yang mengatakan bahwa negara-negara anggota perlu melakukan bagian mereka dalam menerima para pengungsi Afghanistan.
Selama pertemuan panel pada Forum Strategis Bled 2021, di Bled, Sloveni, Mitsotakis menyampaikan keberatannya itu.
"Saya dengan sopan tidak setuju dengan penilaian beliau mengenai keputusan yang diambil kemarin (Selasa) oleh Dewan Eropa di tingkat menteri mengenai Afghanistan," kata Mitsotakis, seperti dikutip dari media lokal Ekathimerini.
"Apa yang kami katakan sangat jelas, bahwa kami tidak ingin terulangnya arus migrasi besar-besaran yang tidak terkendali pada 2015. Saya mendukung keputusan ini dengan mewakili negara yang menjadi korban kebijakan lembaga-lembaga Eropa, yang berakhir dengan kegagalan. Kami belum menyepakati Pakta bersama tentang Migrasi dan Suaka," lanjutnya.
Sebelumnya David Sassoli menyatakan kekecewaannya terhadap hasil dari pertemuan Dewan Urusan Dalam Negeri hari Selasa.
Negara-negara Uni Eropa pada Selasa mengusulkan untuk meningkatkan bantuan ke Afghanistan dan tetangganya tetapi tidak dapat menyetujui kebijakan bersama untuk menerima pencari suaka yang melarikan diri dari pemerintahan Taliban.
"Kami telah melihat negara-negara di luar Uni Eropa maju untuk menyambut para pencari suaka Afghanistan, tetapi kami belum melihat satu negara anggota pun melakukan hal yang sama," kata Sassoli.
Dia menambahkan jika kebanyakan pertolongan hanya diberikan kepada pihak keluarga atau orang-orang Afghanistan yang pernah bekerja dengan mereka, tetapi tidak ada yang menolong warga Afghanistan sipil lainnya.