Suka Mengunyah Es Batu? Hati-hati, Tandanya Kamu Kekurangan Zat Ini
RIAU24.COM - Saat cuaca sedang panas terik, mengonsusi makanan atau minuman dingin yang ditambahkan es batu tentu menjadi hal yang menyegarkan dan dapat melepas dahaga. Mengunyah es batu memang bukan lagi hal baru. Baik anak-anak maupun orang dewasa banyak yang suka melakukannya.
Kebiasaan mengunyah es batu merupakan salah satu bentuk kondisi medis yang disebut pica, yaitu kebiasaan mengunyah atau memakan benda yang tidak lazim.
Pica biasanya dialami oleh anak-anak, namun kebiasaan atau kecanduan mengunyah es batu atau yang secara medis dikenal dengan istilah pagophagia, biasanya dapat terjadi pada segala usia.
Pica biasanya dapat muncul akibat seseorang mengalami kekurangan suatu nutrisi tertentu pada tubuh. Biasanya, pada pagophagia, kondisi tersebut muncul akibat penderita mengalami kekurangan zat besi atau anemia.
Untuk masuk dalam kategori pagophagia atau kecanduan mengunyah es, Anda harus memiliki gejala selama satu bulan atau lebih. Seseorang yang mengalami kondisi ini biasanya akan mencari es secara terus menerus, bahkan dapat mengunyah es dari freezer untuk memenuhi keinginannya.Lalu bagaimana kekurangan zat besi dapat menyebabkan kebiasaan mengunyah es? Beberapa teori mengatakan bahwa kekurangan zat besi dapat menyebabkan gejala seperti nyeri pada lidah, mulut kering, berkurangnya kemampuan mengecap, dan kesulitan menelan. Gejala-gejala tersebut akan diperingan dengan mengunyah atau mengemut es. Kegiatan ini dapat mengurangi inflamasi dan rasa tidak nyaman.
Untuk memperlihatkan hubungan antara mengunyah es dengan kekurangan zat besi, sebuah penelitian mengevaluasi perilaku 81 pasien yang menderita anemia defisiensi besi dan menemukan bahwa pagophagia merupakan kondisi yang sering ditemui. Ditemukan bahwa 16% dari peserta yang mengalami pagophagia memperlihatkan penurunan gejala lebih cepat setelah diberikan suplemen zat besi.
Gejala lain dari anemia difisiensi zat besi adalah kelelahan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja otak. Para peneliti memperkirakan bahwa mengunyah es dapat merangsang perubahan pada peredaran darah otak yang pada akhirnya akan meningkatkan suplai oksigen ke otak. Peningkatan aliran oksigen ini akan meningkatkan kewaspadaan dan kecepatan berpikir.
Seorang psikolog dari universitas Pennsylvania, Melissa Hunt, Ph. D, menjelaskan mengenai hal ini. Beliau mengatakan bahwa ketika suhu dingin menyentuh wajah, suhu dingin tersebut akan menyempitkan pembuluh darah tepi dan sebagai gantinya, mengalirkan lebih banyak darah ke otak. Hal inilah yang menyebabkan peningkatan kerja otak.
Kebiasaan mengunyah es mungkin tidak memberikan dampak seburuk dan seberbahaya kebiasaan merokok atau meminum alkohol. Dampak terbesar yang akan dialami oleh penderita pagophagia adalah pada gigi dan rahang.
Kebiasaan mengunyah es dapat mengikis gigi Anda, merusak gusi, dan menghancurkan tambalan yang sudah ada. Anda juga mungkin akan mengalami nyeri pada otot-otot rahang atau gangguan pada sendi rahang. Selain itu, jika penyebab tersering dari kondisi ini yaitu anemia tidak diobati, maka penderita memiliki risiko mengalami kerusakan jantung.