Menu

Jokowi Sebut Sumber Daya Indonesia Melimpah Tapi Jadi 'Tukang Gali': Tak Bisa Lagi Ekspor Bahan Mentah

Muhammad Iqbal 13 Oct 2021, 14:00
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo

RIAU24.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan jika Indonesia selama ini hanya menjadi tukang gali saja. Dia mengatakan itu karena tambang yang selama ini diekspor hanya dalam bentuk bahan mentah (raw material), meski punya sumber daya atau harta karun yang berlimpah.

Dilansir dari Detik.com, maka itu, dia menambahkan, sangat penting saat ini dilakukan hilirisasi. Jika Indonesia masih terjebak dalam ekspor bahan mentah, maka tidak akan bisa mendapatkan nilai tambah.

"Tidak bisa lagi kita ekspor raw material, yang tidak memiliki nilai tambah. Kita dapat uang dari situ iya, kita dapat income dari situ ya, tapi nilai tambahnya itu yang kita inginkan," katanya, Rabu, 13 Oktober 2021.

Dikatakanya, tambang-tambang yang berada di Indonesia merupakan anugerah yang besar. Seharusnya Indonesia memiliki manfaat lebih besar lagi ketimbang hanya berkutat pada eksploitasi saja, tanpa bisa melakukan hilirisasi.

"Artinya apa? Kalau tambang ya kita jangan jadi tukang gali saja, anugerah yang diberikan Allah ke kita betul-betul luar biasa besarnya. Tapi kalau hanya tukang gali kita kirim keluar, mereka buat smelter di sana, kemudian dibuat barang setengah jadi atau jadi, kembali ke sini, kita beli. Inilah yang sedikit demi sedikit harus kita hilangkan," kata Jokowi.

Tidak hanya di sektor pertambangan, Jokowi ingin semangat hilirisasi juga diterapkan di sektor lain. Dia mencontohkan seperti industri perikanan dan furniture.

"Nggak boleh lagi kita jadi tukang tangkap ikan, harus ada industri pengolahannya di sini atau pada saat kita mendapatkan booming kayu, hanya tebang-tebang tidak ada industri perkayuan dan tidak ada industri permebelan sehingga industri kita kehilangan kesempatan itu," ucapnya.

"Sekali lagi kita harus menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi yang mengkombinasikan antara pemanfaatan kekayaan alam dengan kearifan teknologi yang melestarikan," kata Jokowi menambahkan.

Untuk merealisasikan hal itu, Jokowi ingin BUMN maupun swasta ikut berkontribusi. Bahkan menurutnya kalau perlu dipaksa.

"Kita stop ekspor bahan mentah. Kita paksa entah BUMN entah swasta kita atau investor untuk mendirikan industrinya di dalam negeri," tandasnya.