Praktik Inilah yang Dilakukan Orang Jepang Zaman Dulu Agar Bagunan Kokoh
RIAU24.COM - Hitobashira adalah praktik mengerikan di mana manusia dikubur secara hidup-hidup dalam fondasi bangunan-bangunan penting seperti jembatan, bendungan, terowongan, dan kastil.
Pada zaman kuno, kira-kira abada ke 16, hitobashira adalah praktik yang cukup umum. Bahkan ada bukti bahwa hitobashira masih digunakan di beberapa proyek konstruksi selama abad ke-20.
Orang Jepang saat itu yakin bahwa pengorbanan jiwa manusia akan menenangkan roh-roh alam di suatu daerah, terutama roh sungai di daerah yang sering terjadi banjir.
Manusia-manusia yang dikubur hidup-hidup juga digunakan untuk melindungi kastil dari serangan, kebakaran, dan bencana lainnya baik buatan manusia maupun alam.
Beberapa kastil terkenal di Jepang terhubung dengan legenda hitobashira, misalnya Kastil Maruoka di Prefektur Fukui (Provinsi Echizen lama), salah satu kastil tertua yang masih ada di Jepang, konon berisi hitobashira di pilar tengah benteng.
Saat Kastil Maruoka sedang dibangun, temboknya selalu runtuh meskipun sudah diperbaiki berkali-kali. Lalu mereka memutuskan bahwa seseorang harus dikorbankan dan dijadikan hitobashira untuk meningkatkan stabilitas kastil.
Seorang wanita miskin bermata satu bernama Oshizu dipilih untuk menjadi hitobashira. Sebagai hadiah atas pengorbanannya, dia dijanjikan bahwa putranya akan dijadikan samurai.
Namun belum sempat janji itu ditepati, penguasa kastil pindah ke provinsi lain sehingga hingga saat itu, janji itu tak pernah terpenuhi.
Setiap tahun setelahnya, setiap kali hujan deras melanda, parit-parit di sekitarnya meluap dan membanjiri kastil. Orang-orang percaya bahwa itu adalah balas dendam Oshizu yang marah karena janji untuk putranya tak ditepati. Mereka yakin yang membanjiri kastil adalah air mata kesedihan Oshizu.