Ditahan Selama 4 Hari, Profesor yang Sebut Taliban Sebabkan Krisis Ekonomi Dibebaskan dari Penjara
RIAU24.COM - Seorang profesor universitas terkemuka di Afghanistan mengkritik pemerintahan Afghanistan yang dikuasai Taliban, akibatnya ia ditangkap akhir pekan lalu.
Namun, kini Taliban telah membebaskan Faizullah Jalal. Hal ini diungkapkan oleh putri Jalal, Hasina Jalal
Menurut Hasina Jalal, ayahnya telah dibebaskan dari tahanan Taliban. Kelompok itu menuduh Jalal membuat pernyataan provokatif terhadap pemerintah. Faizullah Jalal telah ditahan pada hari Minggu oleh badan intelijen Taliban.
“Setelah lebih dari empat hari ditahan atas tuduhan tak berdasar, saya mengonfirmasi bahwa Profesor Jalal sekarang dibebaskan,” tulis Hasina di Twitter.
Hasina sebelumnya meluncurkan kampanye media sosial yang menyerukan agar ayahnya segera dibebaskan.
Jalal adalah seorang profesor hukum dan ilmu politik di Universitas Kabul. Ia dikenal sebagai kritikus para pemimpin Afghanistan selama beberapa dekade terakhir.
Ia tampil beberapa kali di acara bincang-bincang televisi sejak pemerintah yang didukung AS diusir pada Agustus dan digantikan oleh Taliban. Ia menyalahkan Taliban atas krisis keuangan yang memburuk dan mengkritik mereka karena memerintah dengan paksa.
Dalam satu penampilan televisi, Jalal menyebut juru bicara Taliban Mohammad Naeem sebagai anak sapi, sebuah penghinaan besar di Afghanistan. Klip kritiknya pun viral di dunia maya.
Juru bicara pemerintah Zabihullah Mujahid sebelumnya mengatakan di Twitter bahwa pernyataan Jalal di media sosial menghasut orang untuk menentang sistem. “Dia telah ditangkap agar orang lain tidak membuat komentar tak masuk akal yang merugikan martabat orang lain,” katanya.
Keluarga Jalal mengatakan tweet yang dibagikan oleh Mujahid berasal dari akun Twitter palsu. Keluarga Jalal berusaha menutup akun tersebut.
“Taliban hanya menggunakan pos-pos ini sebagai alasan untuk membungkam suara keras di dalam negeri,” ujar Hasina, yang sedang bersekolah di Universitas Georgetown di Washington DC, kepada kantor berita AFP.
Setelah penahanan Jalal, ia menerima curahan dukungan di media sosial, dengan banyak pengguna memposting foto Jalal. Sekelompok kecil wanita memprotes di Kabul, menuntut pembebasannya.
Faizullah Jalal menolak tawaran meninggalkan Afghanistan setelah Taliban berkuasa. Sebagian besar hidupnya dihabiskan di persembunyian di Kabul sementara keluarganya melarikan diri ke Eropa.