Menebak-nebak Maksud AHY Soal Lebih Baik Menjadi Kuda Hitam Daripada Merasa Hebat
RIAU24.COM - Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno memaparkan analisisnya soal pernyataan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yodhoyono (AHY) belum lama ini.
AHY mengatakan kepada kadernya lebih baik menjadi kuda hitam di 2024 daripada merasa hebat.
Adi Prayitno memulainya dengan menafsirkan posisi Demokrat dengan partai-partai lainnya dikutip dari detik.com, Sabtu, 5 Februari 2022.
"Dari segi partai, Demokrat masih bercokol di papan tengah, belum beranjak signifikan masuk papan atas," ujarnya.
Kemudian beralih menyinggung soal elektabilitas AHY saat ini. Katanya, AHY masih kalah dengan nama-nama terkenal seperti Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno.
"Dari beberapa survei misalnya, AHY baru masuk enam atau tujuh besar, kalah bersaing dengan nama beken seperti Prabowo, Ganjar, Anies, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno. Itu pun jarak elektabilitasnya relatif agak jauh," ujarnya.
Apa lagi AHY dinilainya telah kehilangan momentum politik usai isu kudeta mulai mereda. Kondisi itu membuat AHY mulai jarang dibicarakan terkait Pemilu 2024.
"Butuh kreativitas politik tentunya bagi AHY untuk terus merebut momentum politik bersaing dengan nama-nama besar yang langganan jadi buah bibir pencapresan. Di situlah tantangan," sebutnya.
Beralih ke istilah kuda hitam yang digaungkan AHY ke kader Demokrat, istilah itu biasanya merujuk pada partai dan calon yang tak difavoritkan menang.
"AHY dan Demokrat ke depan akan diuji di Pemilu 2024," ujarnya.
Untuk diketahui, AHY mengajak seluruh kadernya untuk menatap Pemilu 2024. Dia meminta para kadernya bertindak seperti kuda hitam, yang tak diperhitungkan tapi memenangi pertandingan.
"Jangan merasa diri hebat. Lebih baik kita menjadi kuda hitam, yang tidak diperhitungkan tapi menang," kata AHY di depan ratusan anggota DPRD Partai Demokrat dari sejumlah provinsi dan kabupaten/kota, Kamis, 3 Februari 2022 malam di Jakarta.