Dinilai Terlampau Berat dan Padat, Kurikulum 1994 Pernah Buat Pelajar Susah Tidur
RIAU24.COM - Anda pernah duduk di bangku sekolah, tentu masih ingat kurikulum pendidikan kala itu. Pemerintah Indonesia sudah beberapa kali mengubah kurikulum, mulai dari kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 serta 2013.
Pergantian kurikulum selalu menjadi salah satu pembahasan penting di tengah masyarakat Indonesia. Sebab, hal itu akan membuat perubahan yang tidak sedikit dalam proses pembelajaran.
Salah satu kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia dan menuai kritik adalah Kurikulum 1994. Penyebabnya adalah materi pembelajaran dinilai terlampau berat dan padat oleh para tenaga pengajar.
Pengamat pendidikan S Belen mengemukakan, persoalan Kurikulum 1994 terletak pada materi pelajaran pokok dan muatan lokal yang terlampau banyak dan rumit.
"Salah persepsi dan kekurangpahaman itu tentu saja sudah merupakan satu masalah sendiri. Lainnya adalah soal materi pelajaran pokok dan muatan lokal yang terlalu banyak dan rumit hingga sangat membebani murid. Itu berlebihan bila mengingat ide dasar sasaran pendidikan dasar tak lebih sekadar memberi bekal kemampuan dasar seperti baca-tulis-hitung," kata Belen dilansir dari surat kabar KOMPAS edisi 7 Agustus 1998.
Belen mencontohkan padatnya materi pokok dan muatan lokal membebani anaknya hingga tak jarang susah tidur.
"Anak saya sering terbangun tengah malam, karena merasa belum selesai membuat pekerjaan rumah. PR itulah beban terberat anak saya dan mungkin juga semua anak SD lainnya," jelas putra Flores ini.
"Bila anak sudah terlalu terbebani dengan tugas harus mengerjakan PR secara sempurna, ujung-ujungnya orangtua pun terkena getahnya. Mereka ikut uring-uringan karena anaknya rewel atau ketakutan tak berani masuk sekolah karena merasa belum menyelesaikan tugasnya," jelasnya kemudian.
Belen juga mempersoalkan sistem pengajaran kepada anak SD yang menurut pendapatnya tak jarang kurang sesuai dengan kebutuhan anak-anak seusianya.