Dianggap Bukan Musuh, Satu per Satu Negara Arab Jatuh ke Pelukan Israel
RIAU24.COM - Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan Arab Saudi tidak melihat Israel sebagai musuh, tapi sebagai sekutu potensial.
Menurut MBS, jika konflik Israel dengan Palestina terselesaikan, maka hubungan kedua negara dapat menjadi sekutu.
"Kami tidak melihat Israel sebagai musuh, kami melihat mereka sebagai sekutu potensial dengan banyak kepentingan yang dapat kami kejar bersama," kata MBS dalam sebuah wawancara kepada Tha Atlantic.
"Akan tetapi, kami harus menyelesaikan beberapa masalah sebelum mencapai itu," sambungnya.
Sikap MBS itu menambah daftar panjang negara Arab yang jatuh ke pelukan Israel.
Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Tetapi pada 2020, dua negara sekutu Teluk utamanya, Bahrain dan Uni Emirat Arab menormalisasi hubungan dengan Israel. Mereka menjadi negara Arab ketiga dan keempat yang melakukannya setelah Mesir dan Yordania.
Kesepakatan normalisasi di bawah Kesepakatan Abraham yang ditengahi AS membuat marah orang-orang Palestina, yang mengutuk hal ini sebagai “tikaman dari belakang.”
Namun, bagi Pangeran UEA Muhammed bin Zayed, perjanjian damai itu akan menjadi mercusuar bagi pencinta perdamaian dan memungkinkannya untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Sementara Bahrain memiliki alasan tersendiri terkait normalisasi hubungan dengan Israel.
Satu di antara alasan mereka adalah untuk membeli "jaminan" dari Israel dan AS karena khawatir tentang Iran, menurut catatan Australian Strategic Policy Institute.
Dengan keterlibatan militer AS pada setiap lini konflik Timur Tengah, negara Teluk semakin menganggap Israel sebagai pelindung mereka dari Iran.
Setalah dua negara Teluk tersebut, dua negara Arab lain yang jatuh ke pelukan Israel adalah Sudan dan Maroko.