Mengenal Asal Usul Suparlan Air Port yang Bikin Semangat 45 Kembali Berkobar
RIAU24.COM - KSAD Jenderal TNI Edi Sudrajat meresmikan Lapangan Udara Suparlan Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung, Jawa Barat pada 26 Mei 1991.
Nama Suparlan sendiri diambil dari seorang prajurit Kopassus, Pratu Suparlan yang gugur di medan perang dikutip dari kompas.com.
Saat Kopassus masih bernama Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), Suparlan diterjunkan menghadapi milisi Fretilin di Timor Timur (Timor Leste) pada 9 Januari 1983.
Bermula saat ia berpatroli bersama pasukan kecil di bawah pimpinan Letnan Poniman Dasuki di wilayah KV 34-34/Kompleks Liasidi.
Pasukan kecil Kopassandha tiba-tiba dihadang sekitar 300 anggota Fretilin bersenjata.
Gerak kejut pasukan Fretilin membuat pasukan kecil Kopassandha terjebak di sisi jurang. Pasukan Fretilin yang berada di atas ketinggian mendesak Poniman dan kawan-kawan terpojok.
Poniman kemudian mendapati ada celah bukit untuk menyelamatkan diri. Poniman lantas membantu anggotanya yang terluka melewati celah bukit yang sempit. Mereka merayap satu per satu.
Tak berselang lama, Poniman baru menyadari rupanya Pratu Suparlan tak tampak dalam barisan kelompok yang baru saja menyelamatkan diri.
Ternyata, di saat yang bersamaan, Suparlan tengah berjibaku dan mati-matian menahan serangan pasukan Fretilin.
Hujan peluru menghantam tubuhnya. Tak peduli dengan berondongan peluru musuh, Pratu Suparlan tetap memberikan perlawanan tanpa ampun hingga amunisinya benar-benar habis.
Dalam kondisi tubuh terluka parah dan amunisi kosong, Pratu Suparlan tak mengendurkan perlawanan. Ia berlari ke semak belukar dan kemudian menghunuskan pisau komandonya ke tentara Fretilin.
Enam anggota Fretilin tewas setelah dilumpuhkan Pratu Suparlan dengan pisau komando.
Dalam kondisi duduk dan tidak berdaya, Pratu Suparlan dikepung musuh yang mengarahkan tembakan ke lehernya.
Pratu Suparlan yang tidak kehabisan akal memilih menghembuskan napas terakhirnya dengan mengambil granat di saku celana kemudian melompat ke kerumunan musuh lalu berteriak Allahu Akbar.
Saat itu juga, Pratu Suparlan ditemukan gugur bersama 83 anggota Fretilin. Sementara beberapa anggota pasukan musuh berhasil ditangkap hidup-hidup.
Kelima anggota Kopassandha yang selamat menjadi saksi detik-detik terakhir perlawanan Pratu Suparlan.