Pertapa Ini Habiskan Sekitar 30 Tahun Tinggal Sendirian di Pulau Tropis yang Tak Berpenghuni
Perjalanan Nagasaki dicatat oleh Alvaro Cerezo, yang mendokumentasikan orang-orang yang terbuang di pulau dan menjalankan sebuah perusahaan bernama Docastaway yang menurunkan turis di pulau-pulau terpencil untuk hidup benar-benar sendirian, menurut New York Post.
Setelah dirawat di rumah sakit, pemerintah memberinya kamar tidur dan uang yang sangat sedikit untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Sayangnya, Nagaski tidak bisa mendapatkan banyak teman, karena ia menghabiskan sebagian besar waktunya terkurung selama pandemi Covid 19.
“Kamarnya yang kecil menjadi seperti pulau terpencil di mana dia bisa mengisolasi dirinya sendiri, karena itu adalah satu-satunya tempat di mana dia bisa hidup tanpa pakaian dan merasa bebas seperti yang dia lakukan selama 29 tahun terakhir,” tulis Cerezo dalam sebuah postingan blog.
Cerezo menyebutkan, untuk mengisi waktu, Nagasaki sering mengumpulkan sampah dari jalan tetapi menjadi frustrasi dengan jumlah polusi yang diciptakan oleh penduduk kota.
“Dalam masyarakat klasik seperti Jepang, hampir tidak ada orang yang bisa memahami cara hidupnya yang eksentrik atau keinginannya yang ekstrem untuk hidup telanjang di pulau terpencil,” kata Cerezo.